Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Harga Properti Melambat di Triwulan IV 2018, Ini Sebabnya

Kenaikan Harga Properti Melambat di Triwulan IV 2018, Ini Sebabnya Kredit Foto: SAP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) melalui Survei Harga Properti Residensial (SHPR) mengindikasikan adanya perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2018 yang tumbuh 0,35% qtq, melambat dibandingkan dengan IHPR pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,42% qtq.

"Perlambatan kenaikan harga properti residensial tersebut bersumber terutama dari rumah tipe kecil," ujar BI dalam survei yang dipublikasikan hari ini, Selasa (12/2/2019), di Jakarta.

BI menyebutkan pada triwulan IV 2018, penjualan properti residensial menurun sebesar -5,78% qtq, namun masih lebih baik dibandingkan dengan penjualan pada triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar -14,14% qtq.

"Penurunan penjualan terjadi pada rumah tipe kecil dan besar, sedangkan penjualan rumah tipe menengah masih mengalami peningkatan," sebut BI.

Baca Juga: Jalur MRT Bakal Bikin Harga Properti Melambung Tinggi?

Baca Juga: Pengembang Properti Jadikan Milenial Sekedar Gimmick

Hasil survei mengindikasikan penggunaan dana internal memiliki porsi besar dalam pembangunan properti residensial. Porsi penggunaan dana internal pengembang pada triwulan IV 2018 sebesar 58,02%, meningkat dibandingkan dengan porsi pada triwulan sebelumnya sebesar 55,73%.

Di sisi lain, porsi penggunaan pinjaman dari perbankan oleh pengembang properti pada triwulan IV 2018 menurun sebesar 31,18%, dari 33,95% pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, persentase konsumen yang melakukan pembelian rumah dengan menggunakan KPR tetap tinggi, yaitu sebesar 76,73% pada triwulan IV 2018.

Dari survei, pada triwulan I 2019, harga rumah diperkirakan meningkat 0,42% qtq, terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: