Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Cari Pasar Baru untuk Ekspor Rumput Laut

KKP Cari Pasar Baru untuk Ekspor Rumput Laut Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Sidoarjo -

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti berjanji akan mencari pasar alternatif untuk ekspor komoditas rumput laut. Ia mengakui, selama ini Tiongkok masih menjadi pasar rumput laut terbesar bagi Indonesia. Namun karena kartel perdagangan yang diterapkan Tiongkok membuat rumput laut nasional sulit menembus pasar Negara tersebut.

“Saya meminta masyarakat untuk tidak berputus asa. Saya berjanji akan mencarikan pasar alternatif,”Kata Susi di Kampung Rumput Laut, Dusun Tanjungsari, Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Susi juga mendorong warga sekitar untuk mengajukan pinjaman ke Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP). BLU LPMUKP menyediakan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih kecil dibandingkan bank, yaitu hanya sebesar 3%.

Ia juga menyarankan pembudidaya rumput laut untuk mengurus resi gudang (dokumen bukti kepemilikan barang yang disimpan di gudang), sehingga untuk dapat meminjam modal ke bank tidak diperlukan jaminan lainnya.

“Saya lihat Bapak dan Ibu semua sudah cukup. Rumput lautnya sudah mencukupi bisa bikin semua senang, hidup tidak susah, kalau berlebih itu tentunya cita-cita kita semua,” lanjut Susi.

Warga sekitar memang telah menggantungkan hidup pada budidaya rumput laut yang diintegrasikan dengan udang dan bandeng. Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut, H. Mustofa mengatakan, di musim kemarau, setiap bulannya masyarakat dapat panen hingga 600 ton rumput laut kering. Namun, di musim penghujan seperti Januari 2019 lalu, masyarakat hanya menghasilkan sekitar 197 ton rumput laut kering. Rumput laut ini dijual dalam rentang harga Rp5.800–Rp7.500 per kilogramnya. Untuk menyiasati musim penghujan, Menteri Susi menyarankan warga membangun para-para untuk menjemur rumput laut agar dapat kering meskipun tidak disinari matahari.

Mustofa pun mengaku, rumput laut produksi kelompoknya sudah mampu memenuhi kriteria ekspor dengan kadar air 15% , tingkat kebersihan tinggi, dan proses pengolahan yang memenuhi standardisasi. Namun untuk menunjang itu semua, Menteri Susi menginginkan KKP memberikan bantuan bibit rumput laut yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan.

“Saya minta hasil teknik kultur jaringan, supaya nanti kualitasnya lebih sehat lagi. Jadi kalau lebih sehat nanti hasilnya lebih banyak lagi untuk bapak dan ibu semua,” pungkasnya.

Baca Juga: Jepang Ajak Masyarakat Banda Aceh Kembangkan Budidaya Rumput Laut

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: