Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Baik Go-Pay Maupun OVO Sama-Sama Dorong Pertumbuhan Layanan Finansial Nonbank

Baik Go-Pay Maupun OVO Sama-Sama Dorong Pertumbuhan Layanan Finansial Nonbank Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada 2017, penetrasi layanan finansial nonbank di Indonesia masih berada di angka 5%, masih sangat kecil bila dibanding negara Asia lainnya. Namun, McKinsey memproyeksikan angka itu akan bertumbuh menjadi 15% pada 2020 mendatang. 

Perwakilan McKinsey & Company Indonesia, Guillaume de Gantes mengatakan, kontribusi para penyedia pembayaran digital mampu mendorong penetrasi produk digital dalam layanan finansial. Apalagi, Indonesia kini memiliki pemain besarnya sendiri di sektor pembayaran digital, yakni Go-Pay dan OVO.

"Kami prediksi, dalam 3 tahun (sejak survei dilakukan) penetrasi produk digital dalam layanan finansial akan mencapai angka 15% karena adanya pemain-pemain besar. Pertumbuhan itu jauh lebih cepat dari negara lain di dunia," jelas Gantes, Senin (11/2/2019).

Baca Juga: Peran Infrastruktur Digital dalam Ekosistem Fintech Indonesia

China mengalami hal serupa dalam sektor yang sama. Berkat eksistensi layanan financial technology (fintech) Alipay dan WeChat, penetrasi layanan finansial nonbank negara itu mencapai 67% pada 2017. Bahkan, di tahun ini penetrasinya hampir meraih angka 100%.

"Di China, pembayaran di ritel berpindah ke digital secara cepat. Itu jadi salah satu faktornya," kata Gantes.

Indonesia sendiri tak akan mengikuti jejak China secara keseluruhan. Sebab McKinsey menilai, model penetrasi layanan finansial digital di negara ini merupakan gabungan dari China dan Amerika Serikat. Hal serupa juga diutarakan oleh Menkominfo Rudiantara kepada Warta Ekonomi, Senin (4/2/2019).

"Masyarakat akan menggunakan layanan finansial bank dan nonbank. Uang tunai masih akan digunakan, walau secara signifikan pengguna akan beralih ke pembayaran nontunai, seperti di India," papar Gantes lagi.

Adapun penetrasi layanan finansial digital di negara Asia lainnya adalah: Singapura (48%), Filipina (23%), Vietnam (16%), Malaysia (15%), Thailand (15%), dan Myanmar (6%). Angka-angka itu diperoleh dari survei McKinsey pada 2017.Ada 900 konsumen layanan finansial di Indonesia yang menjadi responden dalam survey tersebut. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: