Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2018, Laba BNI Syariah Naik 35% Jadi Rp416,08 Miliar

2018, Laba BNI Syariah Naik 35% Jadi Rp416,08 Miliar Kredit Foto: Yosi Winosa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang tahun 2018 lalu, PT Bank BNI syariah mencatatkan laba bersih Rp416,08 M, naik 35,67 persen dibanding tahun 2017.

Menurut Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, capaian tersebut disokong oleh ekspansi Pembiayaan Syariah, peningkatan Fee Based, dan rasio dana murah yang optimal.

Selain itu, aset BNI Syariah juga tercatat naik 17,88 persen menjadi Rp41,05 Triliun. Dari sisi bisnis khususnya penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp35,50 Triliun atau tumbuh 20,82% dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 3 juta. Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 55,82 persen. Komposisi dana murah ini juga meningkat jika dibanding tahun sebelumnya (51,60%).

"Dari sisi penyaluran dana, BNI Syariah telah menyalurkan Pembiayaan sebesar Rp28,30 triliun atau naik 19,93%. Komposisi pembiayaan tahun 2018 disumbang oleh segmen Konsumer sebesar Rp13,92 Triliun (49,17%), diikuti segmen Komersial Rp7 Triliun (21,08%), segmen mikro Rp1,08 Triliun (3,82%), segmen Kecil dan Menengah sebesar Rp5,97 Triliun (21,09%) dan Hasanah Card Rp332,69 Miliar (1,18%). Dalam menyalurkan pembiayaan BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, dimana pada tahun 2018 berhasil menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) dibawah 3% yaitu sebesar 2,93%," kata dia di Jakarta, Kamis (14/2/2018).

Kepercayaan stakeholders atas kinerja BNI Syariah dibuktikan melalui 57 penghargaan yang diperoleh BNI Syariah sepanjang tahun 2018 diantaranya 3 penghargaan internasional, yaitu Alpha Southeast Asia Award 2018 untuk Best Commercial Bank in Indonesia kategori Islamic Bank, Islamic Business & Finance Award 2018 untuk Best Commercial Bank kategori Bank Syariah Buku 2, dan The Best Sharia Bank in Asia & Turkey 2018 and The Best Global Leader in Asia & Turkey 2018 dari Majalah Economic Review; selain penghargaan terkait kinerja dari Infobank Award 2018 sebagai Bank Syariah Terbaik dengan Kinerja Terbaik tahun 2013-2017 Bank Syariah kategori aset >Rp 25 Triliun, Sharia Investor Award 2018 sebagai Bank Syariah Terbaik kategori aset >Rp 10 Triliun, Indonesia Banking Award 2018 sebagai The Most Efficient Bank & The Most Reliable Bank kategori asset >Rp 10 Triliun, dan penghargaan lainnya.

Pencapaian tersebut merupakan wujud nyata kepercayaan masyarakat terhadap BNI Syariah juga hasil kinerja dan doa seluruh insan hasanah yang terus berkarya untuk BNI Syariah. Hal ini ditunjang oleh komitmen BNI Syariah untuk memberikan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi syariah, salah satunya dengan berperan aktif dalam pengembangan halal ecosystem.

Menurut State of The Global Islamic Economy Report 2017, potensi industri halal mencakup Islamic Fashion, Halal Food, Haji & Umroh, Halal Tourism, dan Islamic education serta ZISWAF mencapai lebih dari Rp3.400 Triliun.

"Di tahun 2018, BNI Syariah telah menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan halal ecosystem, seperti Deureuham (Derap Ekapreneur Hasanah Mulia), Pelatihan Manajemen Masjid, Benteng Hasanah di Batas Negeri," kata dia.

Tahun 2019 BNI Syariah mencanangkan sebagai tahun Quality Growth dimana BNI Syariah diharapkan dapat tumbuh secara berkualitas baik dari sisi kapabilitas organisasi maupun secara bisnis termasuk untuk Pembiayaan. Pilihann ini dinilai relevan untuk menghadapi sejumlah tren yang berkembang pada tahun ini, baik level global diantaranya Perang Dagang antara Amerika Serikat dan China, kecenderungan naiknya reference rate juga adanya Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif. Secara umum pada 2019 BNI Syariah akan meningkatkan ekspansi pembiayaan sektor komersil secara selektif kepada nasabah yang memiliki tingkat risiko rendah seperti BUMN.

"Alhamdulillah market share kita terus naik, tahun 2018 lalu mendekati 9% (8,85%) harapannya tahun ini bisa 10%. Secara bankwide kami akan meningkatkan porsi pembiayaan pada segmen ritel (small and medium) dan sedikit menurunkan porsi segmen komersial. Pada 2019, kami menargetkan segmen komersial tumbuh di kisaran 20%. Dengan penyaluran yang dilakukan secara prudent, kami meyakini bahwa NPF segmen ini bisa terjaga bawah 2%," kata dia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: