Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Bayang-bayang Ketidakpastian Global Masih Menghantui Pasar Modal

Duh, Bayang-bayang Ketidakpastian Global Masih Menghantui Pasar Modal Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar modal Indonesia diperkirakan masih akan dihadapkan dengan tingginya risiko atas ketidakpastian pasar global, yang berpotensi memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan capital outflow.

Head of Institutional Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda, mengungkapkan bahwa kekhawatiran atas efek "riil" Trade War, berlanjutnya pengetatan moneter global, perlambatan ekonomi China dan krisis Emerging Market serta masih tingginya defisit neraca berjalan masih akan menjadi tantangan bagi pasar modal Indonesia di tahun 2019.

“Isu utama global ngga ada di The Fed tapi isu perang dagang. Diperparah presiden Trump di twitter membuat pasar bergejolak. Hal itu langsung mengenai kondisi ekonomi di dua negara AS dan Tiongkok yang cenderung melambat di 2018. Imbasnya di 2019,” katanya di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Menurutnya, kondisi perekonomian global tidak dapat dikendalikan. Hal itu tercermin dari aksi Presiden Donald Trump yang berimbas pada pelambatan perekonomian di negaranya sendiri.

Goverment shut down di AS yang terlama. Sebetulnya ada positif dan negatifnya juga sih dari kebijakan Trump (bagi Indonesia). Dampak ekonomi secara global di AS tiap seminggu ekonomi AS melambat 0,05 - 0,1%,” imbuhnya.

Sehingga, hal tersebut membuat bank sentral The Fed cenderung bersikap dovish atau menahan dalam menaikkan suku bunganya. Namun, bukan berarti tidak ada sentimen dari kebijakan tersebut. “Pada 2019 tetap ada kenaikan 0,25 -0,50 bps. Tetap ada,” ujarnya.

Meskipun demikian, dia meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik masih solid ditopang oleh pertumbuhan konsumsi domestik, yang dinilai sebagai "The Last Defense" bagi Indonesia.

"Perekonomian Indonesia diproyeksikan bertumbuh sebesar 5,2% hingga 5,3% tahun ini, diikuti dengan estimasi pertumbuhan laba korporasi sebesar 10% hingga 12%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: