Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadir di Lumajang, Rini Temui Petani Hutan Sosial

Hadir di Lumajang, Rini Temui Petani Hutan Sosial Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali bersinergi memberikan dukungan bagi optimalisasi penggunaan lahan negara untuk kesejahteraan masyarakat. Kali ini, Menteri BUMN, Rini M Soemarno mengunjungi kawasan Perhutanan Sosial Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Jumat (15/2/2019).

Hutan Sosial Desa Burno merupakan kawasan hutan negara yang diberikan kepada masyarakat setempat untuk dioptimalkan menjadi sumber pendapatan dan penggerak ekonomi masyarakat. Pemerintah memberikan dukungan berupa SK pengakuan dan perlindungan kemitraan bagi kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonosari Lestari dengan luas lahan 940 hektare dan anggota sebanyak 367 KK.

Petani di Desa Burno memanfaatkan hutan sosial ini untuk peternakan, pemeliharaan rumput, madu, dan perkebunan kopi. Dua BUMN, yaitu Perum Perhutani dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk bersinergi dalam program ini. Perhutani menyediakan lahan hutan untuk program perhutanan sosial, sementara BNI memberikan pembiayaan KUR kepada petani penggarap.

Rini mengungkapkan, program perhutanan sosial di Lumajang merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah mendorong perbaikan kesejahteraan petani dan pemerataan ekonomi di wilayah tersebut. Konsep perhutanan sosial akan memberikan aspek legal masyarakat, di mana mereka menanam di hutan rakyat sembari melestarikan sumber daya hutan.

Baca Juga: KUR Perhutanan Sosial BNI Sentuh Pulau Sumatera

Baca Juga: Kesuksesan Program Perhutanan Sosial Butuh Dukungan Pemda

"Saya senang kawasan hutan sosial sudah dimanfaatkan masyarakat. Artinya optimalisasi lahan sudah berjalan dan masyarakat atau petani sudah merasakan manfaatnya. Kawasan di sini sangat potensial dan ke depan harus ditingkatkan. Terima kasih kepada BUMN yang bersinergi mendukung upaya pemerintah mendorong kesejahteraan petani," ungkap Rini.

Di hutan sosial Desa Burno, petani rumput gajah memanfaatkan lahan seluas 133 hektare dan menghasilkan 1.700 ikat per hari. Petani sapi perah memiliki 804 ekor sapi, yang menghasilkan susu 5.172 liter per hari. Sementara petani madu dapat memanen setiap tiga bulan dan menghasilkan 30 liter untuk sekali panen.

Di kawasan hutan sosial tersebut juga dibangun fasilitas yang mendukung produktivitas dan kegiatan pertanian melalui program bina lingkungan BNI, seperti bantuan pembuatan reaktor biogas untuk penanganan limbah ternak, bantuan kandang sapi terpadu, serta pembuatan jalan menuju kandang.

Dari sisi pembiayaan, BNI hingga saat ini telah menyalurkan KUR sebesar Rp4,6 miliar bagi petani di Desa Burno. KUR dicairkan dalam bentuk Kartu Tani terkoneksi dengan sistem database Kelompok Tani yang teregistrasi dari hulu sampai hilir, mulai pengadaan pupuk, penanaman, sampai pemasaran hasil pertanian dan perkebunan.

Rini berharap melalui skema pemberdayaan dan pendampingan, kehadiran perhutanan sosial di Lumajang mampu memberikan manfaat, terutama dalam memecahkan persoalan sosial ekonomi masyarakat.

Dengan konsep perhutanan sosial, petani penggarap memperoleh akses sumber pendanaan, mendapat kepastian pasar atau serapan hasil produksi, mendapatkan pembinaan intensif dari departemen terkait serta perbankan, dan mendapat pendapatan tambahan yang bisa meningkatan kesejahteraan hidup mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: