Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Parah! Tentara Myanmar Bantah Persekusi Sistematis Muslim Rohingya

Parah! Tentara Myanmar Bantah Persekusi Sistematis Muslim Rohingya Kredit Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Tentara Myanmar, yang menghadapi seruan-seruan internasional agar ia dihukum karena terlibat genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya, membantah persekusi sistematis oleh tentara dan mengatakan tuduhan itu merupakan penghinaan terhadap kehormatan negaranya.

Dalam wawancara pertamanya yang terinci sejak militer Myanmar melancarkan penumpasan pada 2017, Jenderal Senior Min Aung Hlaing meragukan perkiraan yang dibuat PBB bahwa sebanyak 730.000 orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, dan mengenai laporan-laporan tentang tindakan tidak manusiawi oleh pasukannya, dengan mengatakan para pengungsi sudah diberitahu apa yang harus mereka katakan.

"Kritik tanpa bukti tertentu melukai kehormatan negara," kata Min Aung Hlaing kepada harian Asahi Shimbun dari Jepang dalam wawancara yang disiarkan Jumat (15/2/2019).

Pasukan Myanmar melancarkan ofensif di Negara Bagian Rakhine pada 2017 sebagai balasan terhadap serangkaian serangan oleh pemberontak Rohingya atas pos-pos keamanan dekat perbatasan Bangladesh.

Baca Juga: Angelina Jolie Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Baca Juga: Lemah Hadapi Pembantaian di Rohingya, Mahathir Sindir Para Pemimpin Asean

Satu misi pencari fakta PBB tahun lalu mengatakan kampanye militer itu, yang para pengungsi katakan mencakup pembunuhan massal dan perkosaan, dibarengi dengan "maksud genosida" dan merekomendasikan tuduhan ditujukan kepada Min Aung Hlaing dan lima jenderal lain dengan "kejahatan besar berdasarkan hukum internasional".

Seorang penyelidik HAM PBB mengatakan bulan lalu Min Aung Hlaing dan lain-lainnya seharusnya bertanggung jawab atas genosida terhadaap Rohingya dan melakukan hal itu perlu sebelum para pengungsi kembali.

Myanmar telah membantah secara konsisten tuduhan-tuduhan terlibat dalam pembunuhan, perkosaan dan aksi-aksi tidak manusia oleh pasukannya kendati Min Aung Hlaing mengakui bahwa "sejumlah personel militer mungkin telah terlibat".

Min Aung Hlaingm dalam wawancara pada Kamis di ibukota Myanmar, Naypyitaw, mempertanyakan tidak hanya jumlah orang yang melarikan diri, tetapi juga tentang motif mereka.

"Mungkin saja alasan mereka pergi ke Bangladesh adalah ingin hidup bersama keluarga atau melarikan diri ke negara ketiga," katanya. "Semuanya mengatakan hal yang sama, yang saya yakini seseorang memberitahu mereka untuk mengatakan (hal yang sama)."

Rohingya menghadapi diskriminasi di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama generasi ke generasi. Mereka dipandang sebagai imigran gelap dari Asia Selatan dan sedikit di antara mereka memilki kewarganegaraan Myanmar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: