Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Isu Pangan di Debat Capres Nanti, Ini Persiapan Kubu 01

Bahas Isu Pangan di Debat Capres Nanti, Ini Persiapan Kubu 01 Kredit Foto: Yosi Winosa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengantisipasi pertanyaan seputar pangan di debat capres nanti, Ketua HKTI, Moeldoko yakin presiden Joko widodo bakal siap menjawab pertanyaan yang diprediksi seputar swasembada pangan.

"Ya sudah kita berikan ganbaran-gambatan dari situasi pangan, beliau (presiden) sudah sangat paham lah," kata dia di Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Berbicara isu pangan, menurut Moeldoko ada 3 tahapan yang akan dilalui Indonesia: ketahanan pangan, swasembada pangan dan kedaulatan pangan. Ketahanan pangan menyoal ketersediaan yang penting barangnya ada. Swasembada pangan artinya dihasilkan sendiri, sementara kedaulatan pangan artinya sudah bisa menghidupi negara tetangga atau bisa mengekspor.

"Kita menuju pada swasembada pangan, sesungguhnya sekarang itu hasil kita itu ada surplus di beras, surplusnya itu 2,9 juta ton dalam satu tahun, nah persoalannya atau pertanyaannya barang itu ada di mana? Barang itu tersebar di berbagai warung, Indomart, di pasar pasar, di gudang gudang di kampung, sehingga kalau itu tersebar maka gudang nasional kita menjadi kosong," papar dia.

Adapun impor yang dilakukan lantaran mengantisipasi agar gudang nasional (Bulog) tidak boleh kosong. Untuk itu perlu impor sementara ini untuk mengisi kekurangan di gudang-gudang. Harapan ke depan, semua gudang bisa dipenuhi sendiri sehingga bermuara pada swasembada pangan.

"Pertanyaannya kapan atau bisa atau tidak? Bisa menurut saya upaya upaya nyata itu sudah disiapkan oleh pemerintah saat ini. Sehingga padi yang tadinya usia panen nya seperti yang kami miliki usia panen 105 hari sekarang ada padi yang 70 hari berikutnya rata rata produktivitas nasional itu 4,5 sampai 5 ton per hektare kita bisa tingkatkan jadi 9 ton per hektare. Tadi persoalannya adalah sekian lama infrastruktur pertanian itu kurang tertangani dengan baik sehingga lahan-lahan yang ada sekarang itu kurang begitu produktif karena pengairannya tidak terencana dengan baik," tambah diam

Terkait impor, HKTI memberi saran bahwa pihaknya menentang kalau impor dilakukan berdekatan dengan panen raya petani agar harga di tingkat petani tetap terjaga. Dan panen raya kemarin terbukti meskipun ada impor harga tetap terjaga dengan baik lantaran impor itu langsung masuk ke gudang. "Waktu itu saya sarankan supaya satgas pangan itu kunci pintu gudang itu agar tidak mengganggu nilai jual petani dan itu terbukti," tambah dia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: