Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sandiaga Usul Penonton Debat Langsung Dikurangi: 50 Orang Cukup

Sandiaga Usul Penonton Debat Langsung Dikurangi: 50 Orang Cukup Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cawapres Sandiaga Uno mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar penonton debat langsung dikurangi.

Sandi mengatakan, riuh suara pendukung di ruang debat justru mengganggu penonton di televisi, termasuk dirinya yang nobar bersama warga di Cibonong, Bogor, Jabar tadi malam.

"Saya melihat sendiri di sana (Cibinong) bahwa dengan dukungan begitu banyak dukungan pendukung paslon 01 dan 02 di sana justru menganggu bagi kita yang menonton di luar, terutama di pedesaan, selain karena sinyalnya juga kurang baik, banyak sekali interupasi dari moderator menyetop teriakan pendukung itu. Jadi saya minta secara tegas bahwa pak Dirman dan tim yang nanti berbicara di KPU," ujanrya di Jakarta, Senin (18/2/2019).

Baca Juga: Bawaslu Kaji Pernyataan Jokowi ke Prabowo, Terkait...

Ia menambahkan, agar pada debat selanjutnya, KPU membatasi pendukung dua kubu yang menonton debat langsung hanya berjumlah 50 orang. Sebab, apa yang disampaikan kandidat capres cawapres di panggung debat diperuntukan kepada masyarakat yang menyaksikan lewat siaran televisi.

"Mohon dibatasi kunjungan dari para pendukung paslon, 50 saja cukup untuk membantu memberikan materi maupun dukungan dari keluarga dan sebagainya," imbuhnya.

Baca Juga: Ledakan di GBK Semalam, Kacaukan Konsentrasi Jokowi

Ia melihat banyak sekali tepukan maupun bunyi-bunyian dari pendukung saat debat berlangsung. Sehingga membuat penonton debat di televisi tidak bisa fokus pada argumen dan penyampaian program calon presiden.

"Prioritaskan bagaimana hadirkan debat membantu mereka tentukan pilihan, bukan saling sorak dan terdengar oleh pemirsa itu teriakan, tepukan balon, itu counter produktif," katanya.

Selain itu, Sandiaga meminta kepada pengunjung debat untuk meminimalisir suara. Ia menyarankan agar tepuk tangan penonton debat hanya saat awal dan akhir pertunjukan.

"Dari format kita sampaikan, tepuk tangan di awal dan di akhir. Jangan di tengah karena tepukan baik mendukung atau tidak, itu destruksi acara itu sendiri," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: