Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sosialisasikan LRT, Pemprov Palembang Minta Bantuan Punggawa Sriwijaya FC

Sosialisasikan LRT, Pemprov Palembang Minta Bantuan Punggawa Sriwijaya FC Kredit Foto: Irwan Wahyudi
Warta Ekonomi, Palembang -

Pemain Sriwijaya FC menggunakan kereta layang ringan atau LRT dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju kawasan Jakabaring, Palembang, Senin, untuk membantu pemerintah dalam menyosialisasikan penggunaan moda transportasi massal tersebut.

Skuat Laskar Wong Kito tiba di Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II sekitar pukul 14.30 WIB setelah menjalani perjalanan udara dari Madura. Minggu (17/2), Sriwijaya FC berhadapan dengan Madura United pada leg pertama babak 16 besar Piala Indonesia yang berakhir dengan skor 5-0.

Setelah keluar dari pintu kedatangan, para pemain langsung menuju peron LRT yang terintegrasi dengan bandara.

Para pemain SFC yang menaiki LRT itu di antaranya, Jupriyanto, Akbar Zakaria, Muhammad Andes Adinata, Rahmad Juliandri, Ziko Sukmana, Hafit Ibrahim, Risky Dwi Ramadhana, Roby Andika, Untung Wibowo, Adistya Wicaksana, dan M Yogi Novrian.

Tak ketinggalan, jajaran pelatih yakni pelatih kepala Hartono Ruslan dan pelatih kiper Hery Susilo.

Setelah menunggu, sekitar 5 menit, para pemain SFC masuk ke dalam gerbong, kemudian berbaur dengan penumpang lainnya.

Salah seorang pemain, Roby Andika mengatakan ini menjadi kesempatan keduanya menaiki LRT. Nyaman, tidak desak-desakan, ada pendingin ruangan juga. Sekalian saya bisa lihat-lihat Kota Palembang. Saya juga mengajak warga untuk naik LRT saja, karena fasilitas sudah ada, kata dia.

Sementara itu, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid mengatakan manajemen klub menyuruh para pemain untuk menggunakan LRT karena ingin membantu pemerintah menyosialisasikannya.

"Kami dengar, jumlah penumpangnya terus turun. Ini salah satu bentuk kepedulian Sriwijaya, bagaimana caranya mengajak masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke alat transfortasi massal," kata Faisal.

Sementara itu, sebelumnya LRT Palembang ini sempat menjadi pembicaraan terkait tingginya biaya operasional per bulan yang mencapai Rp10 miliar sementara pemasukan yang diterima PT KAI hanya Rp1 miliar per bulan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: