Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi dan Prabowo Dianggap Tak Paham Energi Alternatif di Luar Biofuel

Jokowi dan Prabowo Dianggap Tak Paham Energi Alternatif di Luar Biofuel Kredit Foto: Twitter.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai baik Jokowi dan Prabowo sama sama masih mengidolakan kelapa sawit sebagai energi alternatif pengganti energi fosil.

Desk Politik Eksekutif Nasional Walhi  Khalisa Khalid menyayangkan visi kedua capres itu untuk menggenjot biofuel dari kelapa sawit dan tidak memikirkan dampak dari masifnya penanaman kelapa sawit.

"Sepertinya kedua calon kurang paham tentang biofuel, mungkin karena namanya 'bio' mereka pikir semuanya baik. Biofeul justru akan meningkatkan penghancuran hutan, meningkatkan emisi gas rumah kaca," kata dia.

Tak hanya itu penanaman sawit secara besar-besaran juga akan melanggengkan praktik perampasan tanah, khususnya tanah-tanah masyarakat adat.

Manajer Pengelolaan Pengetahuan yayasan Madani Berlanjutan Angglia Putri menyayangkan kedua kandidat yang menawarkan sawit sebagai energi alternatif tidak menyertakan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan akibat dari perkebunan sawit.

"Penguatan kebijakan tata kelola di hulu seperti moratorium sawit serta penguatan standar keberlanjutan sawit agar tidak lagi menimbulkan deforestasi dan kerusakan gambut harus dijalankan presiden terpilih," kata dia.

Hal ini penting untuk mencapai target penurunan emisi dalam NDC di sektor hutan dan lahan.

Sementara itu Plt Direktur Eksekutif Koalisi Indonesia Nuly Nazlia mengatakan kedua kandidat hanya fokus pada pengembangan biodisel atau bioethanol, padahal sumber energi terbarukan yang Indonesia masih sangat banyak.

"Tidak ada rencana yang jelas sampai kapan kita akan memanfaatkan biofuel ini, apakah ini untuk sementara atau sampai kapan? Kita juga tidak mendengar pemanfaatan energi terbarukan seperti menggunakan panel surya atau baterai untuk menjawab soal energi dan lingkungan hidup," kata dia.

Dia mengatakan Indonesia akan ketinggalan jika masih mengutamakan energi fosil dan tidak secara agreaif berpaling pada energi terbarukan.

Revolusi 4.0 harus dimanfaatkan untuk menjawab tantangan energi bersih seperti teknologi efisiensi energi, atap surya, baterai, mobil listrik dan "smart home system."

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: