Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Siapkan Aturan Baru, Korporasi Buru-buru Terbitkan MTN

OJK Siapkan Aturan Baru, Korporasi Buru-buru Terbitkan MTN Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan bahwa hingga saat ini telah menerima mandat pemeringkatan surat utang dari 27 perusahaan dengan nilai total Rp28,1 triliun.

Analis Pefindo, Hendro Utomo mengungkapkan bila instrumen surat utang tersebut yang paling banyak medium term notes (MTN) mencapai sebesar Rp9,85 triliun, rencana realisasi PUB senilai Rp8,14 triliun, sukuk Rp4,8 triliun, PUB baru senilai Rp3 triliun dan obligasi Rp2,3 triliun.

"MTN sampai Februari ini cukup besar dibanding instrumen lain. Ini mungkin terkait dengan peraturan yang akan dan sedang disiapkan regulator. Dan, bisa juga karena ada kebutuhan dana di awal tahun," kata  di Jakarta, Selasa (19/2/2019). 

Baca Juga: Dear Emiten, OJK Bakal Minta Daftar Pemodal di MTN Loh

Baca Juga: Penerbitan Surat Utang Korporasi Bakal Stagnan, Ini Sebabnya

Ia menilai, rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan aturan yang terutama menyangkut MTN lebih mengarah pada perlindungan investor maupun emiten. "Bisa juga perusahaan-perusahaan menerbitkan MTN di awal tahun untuk mengejar sebelum penerbitan atau revisi aturan yang baru," ucapnya.

Sementara itu, Hendro menjelaskan jika oenerbitan surat utang masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan di sektor pembiayaan. 

"Per 18 Februari 2019, pipeline pemeringkatan yang kami tangani mencapai Rp28,1 triliun. Nilai tertinggi ada pada sektor pembiayaan yang sebesar Rp9,15 triliun dari enam perusahaan," ujarnya. 

Adapun, penerbitan surat utang dari sektor perbankan sebesar Rp5,44 triliun dari enam perusahaan, dua perusahaan di sektor telekomunikasi senilai Rp3 triliun dan dua perusahaan perkebunan senilai Rp2,35 triliun.

Kemudaian, ada tiga perusahaan properti memiliki rencana emisi Rp2,25 triliun, satu perusahaan pelayaran senilai Rp2,1 triliun dan empat perusahaan konstruksi Rp1,8 triliun. "Sektor toll road Rp1 triliun, sekuritas Rp500 miliar dan farmasi Rp500 miliar yang masing-masing satu perusahaan," jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: