Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pegiat E-Commerce Wajib Tahu! Ini 4 Pilar E-Commerce 4.0

Pegiat E-Commerce Wajib Tahu! Ini 4 Pilar E-Commerce 4.0 Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

E-Commerce terus berevolusi sejak pertama kali muncul hingga kini harus berhadapan dengan revolusi industri 4.0. Untuk itu, pelaku industri itu perlu menyiapkan diri secara optimal supaya eksistensinya semakin kuat dan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia semakin besar.

Pengamat Ekonomi Yustinus Prastowo menanyakan cara para pelaku e-commerce dalam membekali diri secara optimal. Sebab, menurutnya sektor tersebut memiliki peran besar dalam urusan penanaman modal tiga sampai empat tahun terakhir.

"Kita sudah ketahui bagaimana e-commerce telah menjadi salah satu penyumbang besar dalam kinerja ekonomi di Indonesia, serta mampu mengundang investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal dalam industri ini dalam tiga sampai empat tahun terakhir," ujarnya, Selasa (19/2/2019).

Baca Juga: Industri 4.0 Bukan Hanya Unicorn dan e-commerce

Baca Juga: Ini Dampak Perkembangan E-Commerce bagi Indonesia

Lembagai riset Ipsos di Indonesia mengadakan riset terhadap sektor e-commerce selama dua tahun terakhir. Hasilnya, ada empat rekomendasi yang mereka temukan untuk para pegiat industri e-commerce menyambut revolusi industri 4.0.

"Ada empat pilar utama yang perlu mendapat perhatian dalam mengantisipasi era E-Commerce 4.0 di Indonesia," jelas Managing Director Ipsos Indonesia Soeprapto Tan.

1. Infrastruktur

Menurut Ipsos, infrastruktur dapat memudahkan pelaku industri e-commerce dalam berinovasi. Selain itu, infrastruktur yang mumpuni juga akan memperbaiki proses pengiriman barang yang dibeli secara daring lewat situs e-commerce.

Turut hadir dalam kesempatan itu, CEO Blibli.com Kusumo Martanto berkata, "Hasil pembangunan tol, port, airport, jadi waktu (pengiriman) lebih cepat, harga ya lebih rendah. Kami senang pemerintah memerhatikan hal itu."

Kusumo menambahkan, pembangunan infrastruktur juga berdampak baik untuk para penjual di platform online. Barang yang mereka kirim akan cepat sampai ke konsumen.

2. Adopsi teknologi

Soeprapto berpendapat, adopsi teknologi dari konsumen dan mitra menjadi penting. Hal itu berkaitan dengan penerimaan mereka akan inovasi berbasis teknologi yang nantinya diciptakan oleh para pelaku bisnis.

"Yang diperlukan itu penyesuaian karena e-commerce ini baru, membuat orang gugup dan gagap. Perdebatan online dan offline terjadi karena itu. Revolusi ini mengombinasikan manufaktur dan teknologi, bukan meniadakan offline, tapi memberdayakan," jelas Yustinus.

3. Inovasi berbasis riset 

Diversifikasi kategori untuk menjawab kebutuhan konsumen itu diperlukan. Karena itu, para pelaku perlu menciptakan produk dan layanan berbasis riset komprehensif.

4. Tingkatkan kreativitas pelaku bisnis 

Soeprapto mengatakan, pelaku industri perlu berkontribusi dalam mengasah kreativitas pelaku bisnis. Dengan begitu, mereka dapat memanfaatkan platform e-commerce.

"Bagaimana industri kreatif di Indonesia juga dapat memberikan kontribusinya dalam meningkatkan kreativitas para pelaku bisnis dalam memanfaatkan platform-platform yang telah tersedia," begitu ujarnya.

Beberapa pemain e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada sendiri telah melakukan berbagai kegiatan seperti pelatihan dan lokakarya yang ditujukan pada pelaku bisnis UMKM. Materi yang diberikan berkisar pada pengemasan barang yang akan dikirim, pemasaran digital, dan sebagainya.

Baca Juga: Ritel Masih Bisa Kok Bersaing dengan E-Commerce, Berikut Strateginya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: