Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Ciptakan Uang Digital LinkAja, Saingi Go-Pay dan OVO?

BUMN Ciptakan Uang Digital LinkAja, Saingi Go-Pay dan OVO? Kredit Foto: Media BUMN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank-bank milik pemerintah Indonesia siap menantang dua pemain utama yang dominan di pasar pembayaran digital, Go-Jek dan Ovo, dengan menghadirkan LinkAja.

Baca Juga: OJK: Penerapan Mata Uang Digital Perlu Kajian

Dalam industri pembayaran elektronik yang berkembang pesat, lima perusahaan BUMN teratas Telekomunikasi Indonesia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN) telah memutuskan untuk menggabungkan berbagai layanan pembayaran elektronik mereka ke dalam satu platform yang disebut LinkAja.

Pemerintah Indonesia telah meningkatkan industri pembayaran digital sehingga orang lebih banyak melakukan transaksi pembayaran tanpa uang tunai. Mengutip dari Entrepreneur.com (20/2/2019), langkah yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN ini kemungkinan akan didukung oleh pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Baik Go-Pay Maupun OVO Sama-Sama Dorong Pertumbuhan Layanan Finansial Nonbank

LinkAja dijadwalkan akan dimulai pada bulan Maret 2019, dan itu akan memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran tanpa uang tunai melalui kode QR. Selain itu, platform baru ini diharapkan memungkinkan pengguna membayar tagihan, tanpa memerlukan rekening bank, dengan opsi untuk menambah saldo di tempat-tempat seperti toko serba ada dan ATM.

Setelah meluncurkan uang elektronik dan dompet digital, bank-bank pemerintah akan bergabung ke dalam LinkAja. Nantinya tidak akan ada T-Bank atau QR Code yang dimiliki BRI, e-cash dan e-money milik Bank Mandiri atau Yap! dan Ketuk Uang Tunai dari BNI, hanya LinkAja yang akan berada di sana dalam bentuk server dan uang elektronik berbasis kartu atau QR Code.

Indonesia telah menjadi agresif dalam upaya tanpa uang tunai. Menurut data Morgan Stanley, Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar Asia yang paling menarik untuk pembayaran digital, dengan sekitar 91 persen dari 264 juta penduduknya yang kuat memiliki ponsel, tetapi lebih mengandalkan ketergantungan pada uang tunai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: