Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AS Siapkan Bursa Efek Berbasis Blockchain, Apa Komentar Sekuritas Lokal?

AS Siapkan Bursa Efek Berbasis Blockchain, Apa Komentar Sekuritas Lokal? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah resistensi sejumlah negara terhadap perkembangan dan pemanfaatan teknologi blockchain di berbagai sektor ekonomi, Amerika Serikat (AS) justru menghentak bersiap menerapkannya di industri pasar modal mereka. Adalah Crypto Securities Exchange (CSX), sebuah lembaga bursa efek baru yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk seluruh sistem yang digunakannya.

Secara teknis CSX nantinya akan mengenkripsi saham-saham yang bakal diperdagangkan menjadi bentuk digital. Dengan begitu, proses transaksi saham bakal jauh lebih mudah dan simpel lantaran hanya perlu ditransfer secara elektronik melalui daftar pemegang saham yang sebelumnya telah terdistribusi di jaringan pribadi berbasis blockchain.

Dalam CSX skema transaksi yang dilakukan memungkinkan untuk terhubungkannya secara langsung pembeli saham dengan pemilik saham sebelumnya. Tak hanya itu, posisi lembaga kliring (clearinghouse) dan lembaga kustodian juga tak akan lagi dibutuhkan.

Dalam kata lain, beberapa peran tersebut di atas bakal ‘lenyap’ seiring dengan dilakukannya transaksi saham via platform blockchain. Dengan makin sedikit peran yang terlibat dalam sebuah transaksi, maka biaya transaksi bisa dipastikan bakal bisa lebih efisien. Keseluruhan sistem CSX sejauh ini diklaim teklah siap untuk digunakan dan hanya tinggal membenahi tata administrasi secara legal. Sedianya, CSX sudah akan resmi beroperasi pada pertengahan tahun 2019 ini dan bakal sepenuhnya berjalan sistem perdagangannya pada tahun 2020 mendatang.

Baca Juga: Industri Pasar Modal Berbasis Blockchain, Seperti Apa Bentuknya?

Terkait ‘bentuk baru’ dari industri pasar modal melalui pemanfaatan teknologi blockchain itu, para pelaku sekuritas dalam negeri pun memiliki pendapatnya sendiri. Salah satunya adalah Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir.

“Saya sudah dengar informasi itu. Saya juga tidak sedang mengatakan bahwa hal-hal semacam itu tidak akan terjadi di sini. Sooner or later setiap standar atau best practice di negara-negara maju pasti juga akan diadaptasi di sini. Tapi semua tentu perlu waktu,” ujar Silvano, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tak hanya industri pasar modal, menurut Silvano, berbagai industri lain juga dituntut untuk senantiasa mencermati perkembangan yang ada di dunia internasional. Di industri perbankan, misalnya, sejauh ini di banyak negara maju juga telah mulai dikenal layanan blockchain refinancing, blockchain mortgage dan sebagainya. Meski demikian, tidak serta kemudian perubahan itu diadaptasi ke dalam negeri secara instan.

“Kita bisa lihat di bank juga relatif belum (menerapkan blockchain) kan. Tetap perlu ada penyesuaian-penyesuaian, tidak hanya pelaku industri saja, tapi bahkan juga di masyarakatnya. Apakah masyarakat kita sudah siap belum untuk diajak ke sana? Saya pikir belum ya. Menurut Saya concern kita sejauh ini masih cenderung ke going digital dulu. Belum ke sana,” tegas Silvano.

Baca Juga: Apa Itu Blockchain?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: