Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Totalitas' Jadi Motto Founder Keripik Pedas

'Totalitas' Jadi Motto Founder Keripik Pedas Kredit Foto: Instagram/infomaicih
Warta Ekonomi, Jakarta -

Siapa yang enggak tahu keripik singkong pedas, Maicih? Itu lho, merek keripik singkong yang menjadi pelopor hits dari keripik pedas lainnya. Keripik hits ini didirikan oleh Reza Nurhilman.

Baca Juga: "Makaroni Ngehe Itu Terinspirasi dari Kehidupan Saya yang 'Ngehe' Banget"

Bisnis Maicih ini mulai berdiri saat awal tahun 2010, Reza mulanya menjajakan keripik keliling kampung dan menawarkan kepada kerabatnya. Produksi awal sebanyak 50 bungkus perhari dengan modal yang dikeluarkan oleh Reza sebanyak 15 juta rupiah. Jenis yang pertama kali di produksi adalah keripik dan gurilem dengan level kepedasan 1 sampai 5.

Setelah melihat kebehasilan dan respon yang baik dari pelanggannya, ia pun memiliki ide untuk memasarkan Maicih lewat sosial media, Facebook dan Twitter. Ternyata penjualannya pun semakin meningkat dengan kekuatan sosial media.

Baca Juga: Berawal Jual Ayam Bakar Gerobakan Sekarang Omzetnya Tak Terelakkan

Seiring berjalannya waktu, saat ini produksi Maicih telah mencapai 2000 bungkus per hari dengan omzet mencapai tujuh miliar per bulannya. Dan ada variasi lain buatan Maicih, yakni seblak, makaroni, basreng, dan gurilem.

Keberhasilannya membangun merek ini berpedoman pada prinsipnya untuk totalitas dalam menjalankan sesuatu, termasuk berbisnis. Mengutip dari Instagram rintisanstartup (21/2/2019), Reza berkata, setiap pengusaha itu harus totalitas dalam berbisnis.

“Banyak orang yang ngomong, ‘pak saya sudah bekerja keras tapi hasilnya masih gini-gini aja’. Logikanya, kalau sudah kerja keras pasti ada hasilnya. Mungkin mereka ini belum menjalankan secara totalitas secara maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Bos Warunk Upnormal Optimalkan Instagram

Reza pun mengambil contoh dirinya sendiri. Ketika ia memasarkan Maicih, semuanya ia lakukan sendiri. Mulai dari branding, marketing, semuanya ia lakukan sendiri. Namun, ia melakukan itu secara totalitas dan enggak hitung-hitungan dengan uang.

Pasalnya, Reza memiliki harapan, "hari ini saya ngejar-ngejar konsumen, besok konsumen yang akan ngejar-ngejar saya". Memang betul ya, ucapan adalah sebuah doa dan itulah yang sekarang terjadi.

“Intinya, kita harus memiliki sikap sebagai pengusaha, ya,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: