Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Efek Digital Siap Launching, Profesi Ini Rawan Tersisih

Bursa Efek Digital Siap Launching, Profesi Ini Rawan Tersisih Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah resistensi sejumlah pihak terhadap penggunaan dan pemanfaatan teknologi blockchain di sejumlah sektor industri, Amerika Serikat (AS) justru menghentak dengan bersiap menerapkan teknologi pencatatan ‘gaya baru’ itu di industri pasar modal mereka. Adalah Crypto Securities Exchange (CSX), sebuah lembaga bursa efek baru yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk seluruh sistem yang digunakan di dalamnya.

Secara teknis nantinya CSX akan mengenkripsi saham-saham yang bakal diperdagangkan menjadi bentuk digital. Dengan begitu, proses transaksi saham bakal jauh lebih mudah dan simpel lantaran hanya perlu ditransfer secara elektronik melalui daftar pemegang saham yang sebelumnya telah terdistribusi di jaringan pribadi berbasis blockchain. Dalam CSX skema transaksi yang dilakukan memungkinkan untuk terhubungkannya secara langsung pembeli saham dengan pemilik saham sebelumnya.

Baca Juga: Industri Pasar Modal Berbasis Blockchain, Seperti Apa Bentuknya?

Karena pembeli dan pemilik saham telah terhubung secara langsung, maka peran broker yang sebelumnya sebagai perantara tentu tak dibutuhkan lagi. Tak hanya itu, posisi lembaga kliring (clearinghouse) dan lembaga kustodian juga tak akan lagi dibutuhkan. Bukan tidak mungkin, beberapa profesi lain di industri pasar modal juga bakal terdisrupsi dan tersisih lantaran perannya dalam sistem transaksi yang baru sudah tak dibutuhkan lagi.

Menjawab kemungkinan itu, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas (Mansek), Silvano Rumantir punya pandangannya sendiri.

“Kalau bicara broker itu bisa mengacu ke orang, bisa mengacu ke sistem. Secara sistem peran broker tentu pasti masih dibuktikan. Dalam trading online saja, transaksi itu kan dilakukan di dalam sistem brokerage. Jadi secara sistem dia tidak terdisrupted, hanya memang kalau orangnya bisa saja ada penyesuaian. Toh untuk nasabah VIP yang layanannya full service, sosok broker tetap dibutuhkan. Bagaimana pun conversation itu tetap perlu untuk diskusi, tukar view soal prospek saham dan sebagainya. Nggak otomatis (terdisrupsi),” ujar Silvano, kepada Warta Ekonomi, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: AS Siapkan Bursa Efek Berbasis Blockchain, Apa Komentar Sekuritas Lokal?

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: