Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Program BBM Satu Harga, DPR Minta Avtur Satu Harga

Setelah Program BBM Satu Harga, DPR Minta Avtur Satu Harga Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi VII DPR Tamsil Linrung mengusulkan agar dibuat kebijakan avtur satu harga dalam rangka upaya menurunkan harga tiket pesawat karena avtur merupakan komponen penting dalam penentuan harga tiket.

Tamsil Linrung dalam rilis, Sabtu, menyatakan bahwa pemerintah sebenarnya bisa membuat kebijakan avtur satu harga.

Baca Juga: Titik BBM Satu Harga Kembali Ditambah di Indonesia Timur

Politisi PKS itu mencontohkan bahwa Pertamina bisa melakukan penugasan untuk program BBM Satu harga karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

Oleh karena itu, lanjutnya, mengapa kebijakan penugasan yang sama juga tidak dilakukan kepada Pertamina dalam bentuk menjaga tingkat harga avtur.

Ia berpendapat bahwa bila pemerintah ingin membandingkan harga dengan Singapura, maka harus dilihat terkait pajak pertambahan nilai (PPn).

"Jika Pertamina dibebaskan dari PPn, maka keuntungan akan lebih banyak. Apabila hal-hal yang memberatkan itu telah dicabut, maka Pertamina bisa memberikan harga sama dengan negara tetangga juga memungkinkan penerbangan asing itu untuk mengisi avtur di Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: Terbukti! BBM Satu Harga Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kelas Bawah

Tamsil mengingatkan bahwa tingginya harga avtur juga berimplikasi pada mahalnya tarif tiket penerbangan, sebab 40 persen dari harga tiket digunakan untuk pembiayaan avtur.

Sebagaimana diwartakan, sejumlah kalangan meminta maskapai penerbangan nasional menurunkan harga tiket pesawat menyusul penurunan harga avtur.

"Agar adil, seharusnya maskapai juga menurunkan harga tiket pesawat. Ujungnya membantu masyarakat umum dalam beraktivitas sehingga roda ekonomi pun berputar," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, di Jakarta, Rabu (20/2).

Apalagi, lanjutnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah mengimbau maskapai agar menurunkan harga tiket, sehingga tidak ada alasan bagi perusahaan penerbangan untuk bertahan dengan harga tiket tinggi, yang saat ini banyak dikeluhkan masyarakat.

Menyinggung angka atau jumlah penurunan harga tiket maskapai, Mamit menyebut 10-15 persen dinilai sudah wajar.

Dengan adanya penurunan harga dari Rp8.210 menjadi Rp7.960 per liter di Bandara Soetta, maka harga avtur Pertamina saat ini jauh lebih murah dibandingkan di Bandara Changi Singapura, seperti selama ini kerap dikeluhkan maskapai.

Sebelumnya, Menhub memang berharap agar penurunan harga avtur tersebut diikuti dengan kebijakan maskapai mengkaji ulang tarifnya. Apalagi pada dasarnya tarif tiket pesawat mayoritas masih dipengaruhi oleh avtur.

Permintaan agar harga tiket turun juga datang dari masyarakat, salah satunya Iskandar Zulkarnain, membuat petisi melalui change.org dan meminta kepada para pengambil keputusan untuk segera menurunkan tarif tiket pesawat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: