Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Susul AS, Pasar Modal Thailand Mulai Adopsi Teknologi Blockchain

Susul AS, Pasar Modal Thailand Mulai Adopsi Teknologi Blockchain Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kemunculan teknologi blockchain yang kemudian menjadi ekosistem berkembangnya produk cryptocurrency seperti Bitcoin, Litecoin, Ripple, Ethereum dan semacamnya terus menjadi fenomena baru yang menyita perhatian dunia.

Sejumlah pihak telah menunjukkan resistensinya mengingat potensi dimanfaatkannya mata uang kripto untuk menunjang berbagai transaksi illegal.

Namun sejumlah pihak lain mencoba bijak dengan memisahkan teknologi blockchain sebagai sebuah sistem pencatatan terkini dengan praktik cryptocurrency.

Dan setelah Amerika Serikat (AS), kini Thailand menyusul masuk dalam jajaran pihak yang tertarik untuk memanfaatkan sisi positif blockchain ke dalam praktik berbagai sektor industrinya.

Sebagaimana dilansir oleh BangkokPost, Jumat (22/2/2019), Pemerintah Thailand dikabarkan telah memberikan ijin atas pemanfaatan teknologi blockchain dalam aktifitas transaksi perdagangan di industri pasar modal negara tersebut.

Sejak tahun ini otoritas terkait bakal segera mengijinkan aktifitas perdagangan saham dengan menggunakan token digital yang biasa disebut sebagai Security Token Offering (STO).

STO sendiri merupakan produk token berbasis teknologi crypto yang dibangun di atas sistem blockchain. Pihak otoritas setempat menilai bahwa penggunaan STO berpotensi dapat mendorong proses perdagangan menjadi lebih efisien.

Dalam laporannya tersebut BangkokPost menyatakan bahwa ijin diberikan usai Majelis Legislatif Nasional Thailand sepakat untuk mengubah undang-undang yang mengatur soal bursa efek dan sekuritas di Negeri Gajah Putih itu.

Selanjutnya, Komisi Bursa dan Sekuritas Thailand (SEC) bakal segera mengeluarkan detil aturan mainnya dalam beberapa bulan ke depan. Nantinya aturan tersebut lah yang bakal mengubah pola perdagangan elektronik bursa efek Thailand, dengan membuka kemungkinan penggunaan token STO tadi.

“Namun begitu proses (transaksi) yang ada nanti masih akan bergantung pada jenis saham atau obligasi yang terasosiasi dengan token yang telah diterbitkan,” ujar Direktur Komunikasi SEC Thailand, Pariya Techamuanvivit, dalam laporan tersebut.

Sebelumnya, upaya membuka kemungkinan dimanfaatkannya teknologi blockchain dalam industri pasar modal telah dilakukan oleh AS. Melalui Crypto Securities Exchange (CSX), sebuah lembaga bursa efek baru yang seluruh sistemnya berbasis blockchain, AS bakal segera tampil sebagai negara pertama di dunia yang memiliki bursa efek yang menggunakan teknologi blockchain di seluruh transaksinya.

CSX saat ini telah terdaftar di Komisi Pasar Modal dan Sekuritas (Securities and Exchange Commission/SEC) AS dan tunduk di bawah Undang-Undang cryptosecurities baru di negara bagian Delaware.

Selain itu, CSX juga secara resmi telah tercatat di bawah naungan FinCEN sebagai lembaga layanan keuangan (registered money services business) di Negeri Paman Sam itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: