Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerja Sama dengan Viu, Ternyata Ini Alasan Bekraf...

Kerja Sama dengan Viu, Ternyata Ini Alasan Bekraf... Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak selamanya platform over the top (OTT) merugikan, mungkin begitulah pandangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ketika akhirnya memutuskan bekerja sama dengan salah satu layanan OTT asal Hongkong, Viu. Lembaga pemerintah itu berpendapat, dengan adanya platform tersebut, para sineas dapat mendistribusikan karya ke kancah global, sekaligus sebagai salah satu langkah mengurangi pembajakan film lewat situs streaming ilegal. 

Kepala Bekraf, Triawan Munaf, mengatakan, pembajakan terjadi karena akses untuk menikmati karya film dinilai mahal dan sulit--tak semua orang bisa memperoleh akses dengan mudah. Di situlah OTT berperan, sama seperti fintech yang berhasil menjangkau masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan.

"Keberadaan (platform) OTT di film dan musik ikut mengatasi pembajakan ilegal, sehingga inklusif dalam konsumsi. Mengapa ada pembajakan? Karena aksesnya mahal dan sulit," jelas Triawan, Senin (25/2/2019) di Ruang Publik Bekraf, Kementerian BUMN, Jakarta.

Baca Juga: Bekraf Gandeng Viu Kembangkan Film Pendek

Dengan adanya platform OTT, para sineas lokal atau pembuat film pun jadi memiliki akses lebih luas untuk memasarkan karyanya. Tak hanya dinikmati di Indonesia, tetapi juga di dunia. Dalam waktu yang sama, penonton yang awalnya menyaksikan film lewat platform ilegal pun mulai beralih ke aplikasi seperti Viu.

Country Manager Viu Indonesia, Varun Mehta berujar, "Sebelum 2016, belum ada satupun OTT di mana orang bisa menonton konten digital pakai destinasi yang legal. Mulai 2016, online platform mulai masuk ke Indonesia."

Selain menyediakan akses ke platform streaming legal, untuk memerangi situs streaming ilegal, Bekraf turut bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan memblokir situs-situs ilegal itu. Edukasi kepada konsumen pun dinilai penting oleh Triawan.

Baca Juga: 2019, Bekraf Taksir Ekonomi Kreatif dan Digital Capai Rp1.200 T

"(Meski) sudah ditutup, mereka selalu buka lagi, tutup, buka lagi. Yang penting edukasi kepada konsumen dan akses kepada film dengan harga yang murah dan baik," jelasnya kepada Warta Ekonomi.

Bekraf dan Viu menjalin kemitraan secara resmi sejak menandatangani MoU, Senin (25/2). Pokok dari kerja sama itu, untuk mempertemukan para sineas lokal kreatif Indonesia dengan para investor dan melatih mereka untuk berpikir dari sisi bisnis dalam menciptakan sebuah karya. Dengan begitu, industri perfilman Indonesia dapat bersifat berkelanjutan (sustainable) kafena kreator memiliki akses finansial, memperdalam ilmu, sekaligus menyebarkan karyanya ke kancah dunia melalui platform Viu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: