Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uang Indonesia di Startup Lari ke Luar Negeri? Begini Jawaban BKPM

Uang Indonesia di Startup Lari ke Luar Negeri? Begini Jawaban BKPM Kredit Foto: FMB9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Membahas mengenai kecemasan larinya uang Indonesia ke luar negeri lewat permodalan asing di startup, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan, modal tak gampang ditarik kembali oleh investor di sektor itu. Sebab, terdapat perbedaan pada kuatnya komitmen dari investor terhadap model bisnis startup.

Mengapa komitmennya harus kuat? Sebab pola investasi di sektor e-commerce berbeda dengan sistem deposito yang bisa ditarik kapan saja. Hanya ada tiga cara untuk menarik kembali modal di sektor startup. 

"Pertama, dengan melakukan Initial Public Offering (IPO), jual ke investor lain, atau nilainya diminimalkan. Jadi, investasi melalui pola ini harus komitmen total. Sekali masuk, mereka tidak bisa keluar. Ini yang membedakan dengan pola menabung di deposito yang setiap saat bisa ditarik keluar," jelas Kepala BKPM Thomas Lembong, Selasa (26/2/2019), di Forum Merdeka Barat 9, Gedung Kemenkominfo, Jakarta.

Baca Juga: Menkeu Ungkap Alasan Investor Asing Bakar Uang untuk Unicorn, Ngeri...

BKPM juga mengaku, sejak 2015 mereka mencoba untuk mendata arus modal yang masuk ke startup. Namun, hingga saat ini pihaknya masih kewalahan untuk mendatanya karena mayoritas pendiri startup adalah anak-anak muda yang belum melaporkan investasi ke BKPM. Kecepatan dan struktur finansial yang masih rumit dinilai jadi sejumlah faktor yang menghambat proses pendataan tersebut.

"Kami mulai sadar betapa besarnya arus investasi ke startup, kira-kira tiga tahun lalu. Tiba-tiba muncul banyak berita ada startup dengan nilai triliunan. Pertumbuhan arus modal unicorn memang begitu cepat," jelas Thomas. 

Lebih lanjut, menurut pengakuan mantan Menteri Perdagangan itu, struktur finansial dari perusahaan rintisan memang kompleks. Karena di dalamnya ada pembagian antara modal yang disetor oleh pemegang saham, suntikan manajemen, dan manajemen.

Baca Juga: Investasi Asing Unicorn, "Investor Tak Pegang Kendali Usaha"

Arus Permodalan Startup di Indonesia

Investasi bisnis digital berkembang dengan signifikan. Rata-rata Foreign Direct Investment setiap tahun mencapai US$9 miliar-US$12 miliar. Dari jumlah itu, investasi yang masuk ke sektor ekonomi digital di Indonesia mencapai 15%-20% atau setara dengan US$2,5 miliar-US$3 miliar. 

Poin pentingnya, sumber pendanaan domestik dan asing di sektor startup sudah seimbang. Bahkan, menurut Thomas, lebih dari 95% pemilik dan pekerja startup unicorn di negara ini merupakan warga negara Indonesia.

Baca Juga: Kepala BKPM Angkat Bicara soal "Unicorn yang Online- Online"

"Penempatan dana melalui venture capital memang berbeda dengan konsep bisnis konvensional. Sumber daya manusia (human capital) atau pendiri (inovator) dari perusahaan startup menjadi penopang dari bisnis yang didanai modal ventura," urai Thomas yang memang bekerja di bidang permodalan.

Menurutnya, peran pemodal ventura lebih pasif dibandingkan pemodal di bisnis lainnya. Mereka lebih percaya pendiri dan pelaksana bisnis di perusahaan rintisan sebagai pengendali perusahaan. Investor modal ventura tidak mau membuat pendiri atau inovator dari bisnis kehilangan peran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: