Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

JK Minta BKPRMI Libatkan Anak Muda

JK Minta BKPRMI Libatkan Anak Muda Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan organisasi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) seharusnya melibatkan lebih banyak pemuda dan remaja berusia 16 - 30 tahun, sesuai ketentuan undang-undang tentang kepemudaan, untuk bergerak dalam kelompok tersebut.

"Pemuda dan remaja itu ada batas umurnya di undang-undang, (maksimal sekitar) 30-40 tahun jadi jangan berlebihan, karena itu sudah melebihi daripada namanya (pemuda dan remaja). Senang sekali kalau kita yang hadir di sini remaja-remaja," kata Wapres JK saat membuka Rakornas BKPRMI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Sebagai organisasi gerakan dakwah dan kaderisasi, BKPRMI seharusnya melibatkan lebih banyak kaum muda untuk bergabung dalam lembaga tersebut.

Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan disebutkan di Pasal 1 bahwa pemuda adalah WNI yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan, yang berusia 16 sampai 30 tahun.

Wapres menilai pengurus dan anggota BKPRMI saat ini kebanyakan berusia di atas batas maksimal umur pemuda dan remaja, sehingga visi dan misi organisasi tersebut tidak tepat sasaran.

"Banyak (di sini) yang mungkin hampir sama tuanya dengan saya. Jadi yang kita harapkan bahwa betul-betul BKPRMI ini untuk pemuda dan remaja masjid. Nanti di pertemuan berikutnya, kalau mau saya hadir, ada syaratnya. Bahwa pemuda dan remaja betul-betul hadir dalam pertemuan ini," kata JK.

Baca Juga: Soal Kolom Kepercayaan di KTP-e, Jawaban Wapres Keren...

Selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), JK berharap BKPRMI dapat menjalankan program kerja DMI yang mengutamakan pada upaya memakmurkan masjid dan memakmurkan masyarakat lewat masjid.

Oleh karena itu, JK berharap BKPRMI dapat menjalankan program-program yang membawa perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi dan perekonomian.

Baca Juga: Siapa Capres-Cawapres Pilihan Netizen?

"Sebaiknya pengajar-pengajar di masjid itu bukan hanya mengajar tentang akhirat, tentang ibadah, tentang surga dan neraka; tapi juga mengajar tentang bagaimana pertanian dimajukan, bagaimana kesehatan dimajukan, bagiamana urusan dagang," ujarnya. 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: