Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba Anjlok 88,13%, Begini Penjelasan Acset

Laba Anjlok 88,13%, Begini Penjelasan Acset Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) sepanjang tahun 2018 berhasil membukukan pendapatan senilai Rp3,7 triliun mengalami kenaikan 23,33% dari Rp3 triliun menjadi Rp3,7 triliun. Komposisi pendapatan Acset pada periode ini masih didominasi oleh sektor infrastruktur sebesar 76%, konstruksi 17%, dan kemudian diikuti oleh sektor fondasi 5% serta lainnya 2%.

Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa, Maria Cesilia Hapsari meski pendapatan perseroan tumbuh namun, laba bersih anjlok 88,13% dari perolehan di periode yang sama tahun lalu Rp154,2 miliar menjadi Rp18,3 miliar di akhir tahun 2018. 

"Penurunan laba bersih perseroan dikarenakan beberapa perubahan yang terjadi pada proyek berjalan yang berakibat pada pengakuan kenaikan biaya konstruksi dan biaya keuangan terkait penyelesaian proyek berjalan," kata Maria dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (27/2/2019). 

Baca Juga: Keuntungan Acset Indonusa Tumbuh 14% pada Semester Pertama

Lebih lanjut Maria menuturkan jika perolehan kontrak baru di 2018 adalah sebesar Rp1,6 triliun. Sepanjang tahun 2018, ACSET berperilaku selektif dalam partisipasinya di proses tender proyek. Hal ini dilandasi dengan adanya prinsip Know Your Counterparts (KYC) yang diterapkan secara militan dalam setiap kerangka kerja Perusahaan. 

"Selain itu, ada beberapa tender yang mengalami penundaan hingga ke tahun 2019, sehingga berdampak pada perolehan kontrak baru yang belum optimal," tuturnya. 

Ia mengungkapkan bila beberapa proyek yang berhasil ACSET dapatkan di tahun 2018 antara lain Mixed-Used Development Kebon Sirih (dikerjakan dalam skema Joint Operation bersama dengan Woh Hup (Private Limited), soil improvement di Pelabuhan Patimban, dan Penambahan Ruas Tol Balaraja Barat-Cikande (Paket 1 & 2). 

Hingga kini, ACSET masih mengerjakan sejumlah proyek dengan total kontrak senilai Rp7,1 triliun, yang mana terdiri dari carry over order tahun 2017 dan kontrak baru tahun 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: