Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

India-Pakistan Berperang, Kok Rupiah yang Diserang?

India-Pakistan Berperang, Kok Rupiah yang Diserang? Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perselisihan antara India Pakistan yang dipicu oleh serangan bom mobil di Kashmir telah membuat hubungan kedua negara benua kuning itu menegang. Serangan pada pertengahan Februari lalu dibalas dengan dengan penembakan dua pesawat tempur India pada Rabu (27/02/2019) kemarin.

Serangan balasan tersebut mengindikasikan sinyal perang dari masing-masing pihak. Secara tidak langsung, kondisi tersebut memengaruhi psikologis investor untuk bermain di negara-negara benua kuning, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Jadi Juara Bertahan 3 Hari, Rupiah Minim Amunisi

Dengan demikian, wajar bila kemudian investor lebih memilih untuk tidak mengoleksi aset-aset berisiko dari Asia untuk sementara waktu. Ditambah pula dengan aksi ambil untung oleh investor, alhasil koreksi atas aset berbasi mata uang turut mewarnai perdagangan spot hari ini.

Salah satu mata uang Asia yang paling terdampak kondisi tersebut adalah rupiah. Seakan-akan ikut berperang, rupiah kini mendapat banyak serangan dari mata uang regional. Pada pembukaan pasar spot pagi tadi saja, rupiah sudah tertekan 0,25% ke level Rp14.060 per dolar AS.

Baca Juga: Dolar AS Simpan Bom Waktu, Rupiah Kudu Eling lan Waspodo

Hingga pukul 10.05 WIB, serangan terhadap rupiah tidak hanya berasal dari dolar AS, melainkan juga dolar Australia, euro, dan poundsterling yang melemahkan rupiah sebesar 0,29%, 0,31%, dan 0,23%. 

Begitu pun dengan mata uang Asia lainnya yang turut menyerang rupiah. Rupiah terdepresiasi 0,24% oleh yuan, 0,28% oleh dolar Hongkong, 0,34% oleh yen, dan 0,19% oleh dolar Singapura. Hanya baht dan dolar Taiwan yang masih berbaik hati memberikan ruang penguatan rupiah sebesar 0,16% dan 0,02%. 

Nampaknya, perang India-Pakistan bukan menjadi satu-satunya sentimen negatif yang menekan rupiah. Aksi ambil untung oleh para investor yang memanfaatkan penguatan rupiah selama tiga hari berturut-turut di awal pekan ini diproyeksikan masih akan berlanjut.

Baca Juga: Jadi Juara Bertahan 3 Hari, Rupiah Minim Amunisi

Baca Juga: Nasib Rupiah: karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Meskipun demikian, rupiah bisa sedikit berbesar hati karena mayoritas mata uang Asia yang menyerangnya ternyata juga tak mampu berkutik di hadapan dolar AS. Sebut saja, yuan (-0,01%), won (-0,19%), baht (-0,19%), dolar Singapura (-0,01%), semuanya melemah di hadapan dolar AS, menyisakan yen dan dolar Hongkong yang menguat 0,16% dan 0,01%. 

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: