Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Depan Akuntansi: Batasan Baru Teknologi dan Keamanan Siber

Masa Depan Akuntansi: Batasan Baru Teknologi dan Keamanan Siber Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menurut Dr David Bond, dosen senior di University of Technology Sydney (UTS), seorang akuntan memiliki peran penting dalam membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko secara cepat.

Dalam kunjungan ke Indonesia pada pekan ini untuk mengisi kegiatan kuliah dan berkolaborasi dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Bond membahas tentang perubahan peran akuntan dan mendorong lebih banyak siswa untuk belajar akuntansi.

"Di sisi lain, aspek tradisional akuntansi yang berkaitan dengan angka-angka telah begitu cepat diotomatisasi. Saat ini masa depan seorang akuntan sebagai penasihat bisnis terpercaya tetap cerah," kata Bond melalui siaran pers yang diterima redaksi belum lama ini.

Di Indonesia, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki arah perkembangan yang positif, tetapi laju pertumbuhan tersebut terhambat oleh kurangnya tenaga akuntan profesional. Indonesia memiliki jumlah akuntan profesional dengan proporsi terkecil di wilayah Asia Tenggara. Hasil studi yang dilakukan oleh International Academic Institute for Science and Technology menyatakan Indonesia membutuhkan lebih dari 200.000 akuntan profesional, namun kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 10.000 akuntan professional.

Masalah ini akan menimbulkan risiko di masa depan jika dibiarkan berlanjut. Menurut studi pada 2018 oleh Universitas Negeri Malang (UNM), ada kekurangan lulusan akuntansi yang bergabung dengan 500 firma akuntan publik di Indonesia.

Baca Juga: Benarkah AI dan Machine Learning Akan Lenyapkan Profesi Akuntan?

Teknologi dan Keamanan Siber: Batasan Baru

"Dewasa ini, akuntan memiliki peran penting dalam membantu mencegah penipuan dan melindungi perusahaan dari beragam bentuk kejahatan siber. Mereka dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi risiko terkait penipuan di lingkup internal, eksternal, pembuat kebijakan, dan menjaga reputasi perusahaan," ujar Bond.

Bond menjelaskan, perkembangan yang cepat dari komputasi awan dan kebebasan karyawan untuk menggunakan perangkat mereka sendiri untuk mengakses sistem bisnis, meningkatkan kerentanan sistem yang sebelumnya sulit diakses.

"Organisasi menghadapi beragam masalah baru yang terus mengancam, seperti virus (malware), serangan terhadap infrastruktur, pembobolan data, dan penipuan pembayaran (fraud)," jelas Bond.

"Kejahatan siber sering bersifat oportunistik, tetapi semakin canggih dan semakin sulit untuk dideteksi serta dicegah. Dari seluruh sektor, perusahaan perlu bekerja lebih keras dan lebih pintar untuk mengurangi motivasi, peluang, dan akses penipuan."

Firma akuntan, pajak, dan jasa keuangan juga tidak luput dari risiko bahaya kejahatan siber itu sendiri, dengan potensi pembobolan data dan akses yang tidak sah ke pembukuan yang menciptakan potensi penipuan pengembalian pajak dan pensiun, pencurian identitas, serta penipuan finansial terhadap klien.

"Sangatlah penting bagi perusahaan untuk menanggapi setiap tindakan pembobolan data dan penipuan, untuk itu dibutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengenai persyaratan pelaporan yang memenuhi peraturan, penalti, kompensasi, dan pelanggaran kontrak yang terkait dengan kerugian awal," kata Bond.

Baca Juga: Sekolah Akuntansi di London School Bisa di Jakarta atau Singapura

Keterampilan untuk Akuntan Masa Depan

Akuntan di masa depan tidak hanya harus pandai berhitung. Namun, dituntut untuk lebih memahami teknologi, menurut UTS, kebutuhan akuntan dengan keterampilan interpersonal yang kuat akan sangat penting.

Bond berujar, "Akuntan yang paling dicari adalah mereka yang menawarkan nilai bisnis nyata dan pemahaman terhadap klien yang mendalam. Mereka akan mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, pemikiran yang kritis, memiliki empati dan kreativitas. Benar-benar mampu memahami dan bermitra dengan rekan bisnis."

Dikarenakan perubahan yang cepat dan kurangnya sumber daya dari profesi ini, Bond mendorong lebih banyak pemuda Indonesia untuk memilih akuntansi sebagai pilihan karir yang menarik dan menginspirasi.

"Akuntan saat ini berada di garis depan bisnis dan pemerintahan dengan tugas mengidentifikasi dan mengatasi banyak tantangan serta risiko. Dengan mengabungkan pendidikan akuntansi yang berkualitas, pengembangan keterampilan interpersonal yang kuat, kemampuan berbahasa Inggris yang baik, keragaman pengalaman dan memiliki pikiran yang  terbuka adalah resep untuk meniti karir yang luar biasa," tandasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: