Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

APP Sinar Mas Pakai Forest Alert Services Berbasis Luar Angkasa

APP Sinar Mas Pakai Forest Alert Services Berbasis Luar Angkasa Kredit Foto: APP Sinar Mas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas memanfaatkan teknologi Forest Alert Services (FAS) berbasis luar angkasa untuk memantau hilangnya tutupan hutan di kawasan konservasi, termasuk di wilayah pemasok kayu pulp APP Sinar Mas.

FAS ini dimiliki oleh MDA, sebuah perusahaan teknologi bagian dari Maxar Technologies yang bergerak di bidang teknologi luar angkasa. Dalam waktu kurang dari tiga tahun sejak MDA mulai menyediakan layanan pemantauan, APP Sinar Mas melaporkan hilangnya tutupan hutan alam di kawasan konservasi yang berada di konsesi hutan pemasok, dengan luas lebih dari 600.000 hektare, telah turun dari sekitar 5-6% menjadi hanya 0,06%.

Implementasi tersebut dapat memenuhi komitmen kepada para pemangku kepentingan untuk tidak membuka kawasan hutan konservasi dalam memenuhi kebutuhan produksi. Kerja sama ini memungkinkan para pemasok kayu pulp APP Sinar Mas untuk segera merespons jika ada perubahan hutan yang terdeteksi. Memantau perubahan tutupan lahan di kawasan produksi sangat esensial untuk perencanaan operasional yang efisien dan upaya meminimalkan perambahan ilegal, sehingga dapat melindungi hutan-hutan yang bernilai tinggi.

Baca Juga: Cerdas! APP Sinar Mas Gunakan Software untuk Tekan Biaya Logistik

Baca Juga: Tingkatkan SDM, APP Sinar Mas Berikan Beasiswa dan Kesempatan Kerja

"Melalui kerja sama dengan MDA, kami dapat memantau kondisi hutan yang kami kelola dan dengan cepat menyelidiki, serta menyelesaikan gangguan dan melestarikan sumber daya alam yang berharga," kata Direktur Sustainability APP Sinar Mas Elim Sritaba dalam siaran pers.

Layanan FAS menyediakan data yang sedekat mungkin dengan waktu sebenarnya agar dapat memberikan informasi penting dan tepat waktu untuk APP Sinar Mas, biasanya membutuhkan dua hari pengumpulan data. Setiap 24 hari, sistem satelit akan memantau sekitar 3,8 juta hektare lahan, yang juga terdiri dari pemasok kayu pulp APP dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Radarsat-2 mampu menembus awan dan curah hujan untuk mendeteksi gangguan hutan walau halus sekalipun, bahkan di area sekecil 0,5 hektare.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Arif Hatta
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: