Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Generasi Milenial: Investasi Belum Jadi Prioritas, Asal Gaya Hidup Berkualitas

Generasi Milenial: Investasi Belum Jadi Prioritas, Asal Gaya Hidup Berkualitas Kredit Foto: Unsplash/Ricardo Aguilera
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada 2018, generasi milenial diharapkan sudah memasuki usia produktif dan telah independen dari segi finansial. Seiring dengan independensi finansial yang telah diraih itu, generasi milenial memiliki caranya sendiri untuk mengatur kebutuhan finansial mereka. Investasi jadi salah satu opsi mereka untuk mengelola keuangan sekaligus menerima keuntungan.

Sesuai data survei dari JakPat kepada dua ribu responden, tercatat sebanyak 1.776 (88,2%) di antaranya memiliki produk investasi. Sementara, 224 responden (11,8%) belum mempunyai produk investasi.

"Adapun, produk investasi yang dimiliki oleh 88,2% responden itu, yakni tabungan (64,7%); emas (50,8%); deposito (25,7%); properti (22,3%); dan reksadana (15,9%)," tulis JakPat dalam laporan survei yang dikutip di Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Baca Laporan Lengkap: Indonesian Millennials Investment Trend 2018 -Survey Report

Tren investasi di Indonesia sendiri masih konsisten dalam bentuk tabungan dan deposito sebagai produk terlaris, dari tahun ke tahun. Namun, generasi milenial memiliki perilaku berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Karena itulah, produk investasi yang mereka beli pun berbeda.

Laporan survei itu menuliskan, "reksadana dan saham adalah produk investasi yang jadi tren di kalangan milenial saat ini."

Hal itu terbukti dengan kepemilikan reksadana dari orang yang belum menikah, jauh lebih tinggi dibanding yang sudah menikah. Sementara, mereka yang telah menikah lebih memilih untuk berinvestasi di bidang properti.

Baca Juga: Hei Milenial, Yuk Investasi Biar Masa Depan Tidak Suram!

"Reksa dana umumnya dibeli oleh penanam modal yang belum menikah (18,5%), sedangkan hanya ada sekitar 14% investor reksadana yang sudah menikah," begitulah bunyi laporan dari survei yang dilakukan pada 7-8 Oktober 2018 itu.

Bagi pekerja milenial, investasi belum menjadi prioritas. Bahkan, generasi milenial yang telah menanamkan uang di beberapa produk investasi mengakui kebutuhan berjalan-jalan dan belanja masih jadi alokasi dari pendapatan bulanan mereka. Sementara, yang belum beriinvestasi lebih memprioritaskan gaji untuk kebutuhan sehari-hari, seperti transportasi, sewa rumah, dan kesehatan (BPJS).

Alasan para milenial belum memutuskan untuk menyisihkan uang dalam investasi itu beragam. Namun, secara garis besar, belum adanya alokasi investasi dalam pendapatan menjadi salah satu faktor utamanya.

Tercatat, 58,4% perempuan dan 52% laki-laki mengaku pendapatan bulanannya sudah habis lebih dulu untuk bayar kebutuhan sehari-hari. Karena itulah, proses alokasi anggaran sangat penting untuk memulai proses investasi.

Yang baru dalam dunia investasi adalah kehadiran platform e-commerce yang menyajikan produk investasi dengan cara yang lebih mudah. Pada 2018, ketika survei ini dilangsungkan, investor yang berusia di kisaran 20-35 tahun mulai menjadikan e-commerce sebagai alternatif membeli produk investasi.

Tak salah bila platform e-commerce dijadikan opsi oleh para investor perempuan yang menyukai kemudahan untuk menanamkan uangnya. Sementara itu, laki-laki cenderung mempertimbangkan dari sisi risiko dan keuntungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: