Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asli! Batan Temukan Pereda Sakit Kanker, Mujarab Hingga 3 Bulan

Asli! Batan Temukan Pereda Sakit Kanker, Mujarab Hingga 3 Bulan Kredit Foto: Unsplash/Amanda Jones
Warta Ekonomi, Solo -

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memproduksi pereda rasa sakit pasien kanker bernama Samarium (Sm) 153 EDTMP. Pereda sakit itu diklaim akan memberikan efek lebih lama jika dibandingkan dengan obat biasa.

"Biasanya untuk mengurangi rasa sakit para pasien ini menggunakan obat-obatan analgesik atau penghilang rasa sakit, seperti morfin, tetapi itu hanya bertahan seminggu tetapi kemudian sakit lagi," kata Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR), Rohadi Awaludin, pada Bincang Sehat bertajuk "Peningkatan Kualitas Hidup Survivor Kanker" di Hotel UNS Inn Solo di Solo, Sabtu (02/03/2019).

Ia menjelaskan, penggunaan Samarium (Sm) 153 EDTMP bisa meredakan rasa sakit yang dialami penderita kanker hingga kurun waktu tiga bulan. Menurut dia, obat tersebut dimasukkan dalam tulang melalui infus.

"Sebagian akan masuk ke dalam tulang kemudian mampu meredakan rasa sakit yang dialami pasien, sebagian lagi akan terbuang bersama dengan cairan urin," katanya.

Ia mengatakan, dengan redanya rasa sakit maka pasien akan lebih tenang dan penanganan bisa lebih baik dibandingkan jika dia terus merasakan rasa nyeri. Meski demikian, katanya, yang saat ini masih menjadi kendala adalah obat tersebut hanya bisa digunakan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kedokteran nuklir.

Baca Juga: Prudential dan YOAI Resmikan Bangsal Remaja RS Kanker Dharmais

"Seperti kalau di sini ada RSUP Sardjito Yogyakarta, RSUP dr. Kariadi Semarang, RS dr. Hasan Sadikin Bandung, RSCM Jakarta, RS Siloam Semanggi, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS Pusat Pertamina. Untuk RSUD dr. Moewardi katanya dalam waktu dekat akan buka juga," sambungny lagi.

Ia mengatakan kelebihan produk tersebut tidak menimbulkan efek ketagihan atau berbeda jika si penderita kanker menggunakan morfin.

"Dengan mengonsumsi obat ini maka penderita kanker bisa beraktivitas secara normal tanpa terganggu dengan rasa sakit. Obat ini sudah mulai diproduksi dan dijual di beberapa rumah sakit melalui PT Kimia Farma," katanya.

Manager Pengembangan Bisnis Organik Kimia Farma, Wida Rahayu, berharap produk radiofarmaka itu dapat bersaing dengan produk impor.

"Harapannya ke depan Batan bisa meningkatkan kualitas produknya melalui inovasi yang berkesinambungan dan meningkatkan kapasitas produknya agar kontinuitas produk terjaga," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: