Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Garuda dan Lion Diduga Lakukan Pengaturan Harga Tiket

Garuda dan Lion Diduga Lakukan Pengaturan Harga Tiket Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lion Air Group dan Garuda Indonesia Group diduga melakukan praktik pengaturan harga tiket pesawat selama beberapa bulan terakhir.

Peneliti Indef, Nailul Huda, mengatakan praktik tersebut bisa terjadi karena ada duopoli di industri penerbangan Indonesia berdasarkan pada tingkat concentration ratio. Saat ini Lion Group menguasai hampir 50% pasar penerbangan Indonesia. Kemudian Garuda Group menguasai pasar nasional mencapai 46%.

"Penguasaan pasar oleh kedua perusahaan teratas membuat mereka bebas untuk menentukan harga ataupun kuantitas dari penerbangan," katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Indef: Ada Indikasi Persaingan Tak Sehat di Industri Penerbangan

Nailul Huda menjelaskan kondisi industri penerbangan yang semakin terkonsentrasi dengan dugaan mengarah ke inefiensi oleh kartel membuat penurunan permintaan. Tercatat, pada Januari 2019 penumpang jasa angkutan udara menurun dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar 16,07% (mtm) atau 12,55% (yoy).

"Jika pasar semakin tidak efisien maka harga akan semakin tinggi dan membuat permintaan semakin rendah. Padahal awal tahun merupakan waktu untuk liburan. Disinyalir, banyak penumpang yang beralih ke penerbangan internasional yang melonjak sebesar 11,27% (yoy)," paparnya.

Ia menegaskan kenaikan harga tiket pesawat bukan disebabkan oleh pelonjakan harga avtur. Berdasarkan data, harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta yang dipasok oleh Pertamina justru lebih murah dibandingkan dengan Shell yang menjual avtur di Singapura (Changi) dan Malaysia.

Bahkan harga avtur terus menurun sejak November tahun lalu. Hal ini senada dengan penurunan harga minyak dunia pada akhir tahun 2018 hingga awal tahun ini.

Baca Juga: Harga Avtur Turun, Tiket Pesawat Kok Masih Mahal

"Jadi, harga avtur yang memang mencapai 40-45% dari total biaya perusahaan bukan menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: