Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Uang Digital Bersama Eurasia Siap Hadir di 2020

Uang Digital Bersama Eurasia Siap Hadir di 2020 Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak hanya Uni Eropa yang memiliki mata uang bersama dalam bentuk Euro. Kelompok negara Eurasia yang beranggotakan negara-negara pecahan Uni Soviet di Kawasan Asia Tengah dan Kaukasus disinyalir juga tengah menyiapkan mata uang bersama yang uniknya dalam bentuk digital alias cryptocurrency (mata uang kripto).

Kumpulan yang beranggotakan Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgystan, dan Rusia itu dijadwalkan untuk melakukan negosiasi dan pematangan konsep pada tahun 2019 ini. Lalu mulai diterapkan pada tahun 2020-2021 mendatang.

"Kami memiliki lima anggota di EAEU (The Eurasia Economic Union). Negosiasi di antara kami akan terus berlangsung sepanjang 2019 dengan kemungkinan penerbitan (mata uang)-nya baru pada tahun 2020-2012 mendatang," ujar Wakil Menteri Keuangan Rusia, Alexei Moiseyev, sebagaimana dilansir CryptoGlobe di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bank Harus Lakukan Transformasi di Era Cryptocurrency, Begini 5 Caranya

Tak hanya melibatkan negara-negara yang ada di dalam kelompoknya, menurut Moiseyev, pihaknya juga akan mengajak negara-negara lain di luar Kawasan Eurasia untuk juga masuk ke dalam ekosistem mata uang baru ini. Salah satu yang diprioritaskan adalah negara-negara yang selama ini menjadi mitra dagang kunci untuk negara-negara Eurasia.

"Bagaimana pun kami memandang penerbitan mata uang bersama dalam bentuk kripto ini sangat penting, terutama untuk mengimbangi hegemoni dolar AS yang selama ini telah menguasai perdagangan dunia," tutur Moiseyev.

Sejauh ini, menurut Moiseyev, banyak sekali sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain di sejumlah negara di Asia dan juga Eurasia, termasuk Rusia. Dari kondisi tersebut, muncul upaya survive dengan berinovasi untuk mencari jalan keluar dari banyaknya sanksi yang dijatuhkan tadi.

"Ini adalah ide bagus dan terus berkembang pesat. Banyak pihak dan beberapa negara telah mendukung dan mulai bergerak ke arah sana. Bagaimana agar sebanyak mungkin negara dapat turut serta dalam menciptakan sistem pembayaran internasional yang sama sekali tidak bergantung dan terikat pada kurs dolar AS," tegas Moiseyev.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: