Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihadang Korut-Jepang: Rupiah Sukar Bergerak

Dihadang Korut-Jepang: Rupiah Sukar Bergerak Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berkali-kali mencoba bangkit dari keterpurukan, berkali-kali pula rupiah harus menelan kekecewaan. Sulit rasanya bagi rupiah untuk mencuri hati dan kepercayaan investor di tengah kemelut yang melanda saudaranya sendiri, Korea Utara, bersama dengan Amerika Serikat. 

Benar saja, sejak selesainya pertemuan antara Trump-Kim di Vietnam yang berujung nihil, hubungan dua negara itu kini belum juga membaik. Penolakan beberapa persyaratan yang diajukan Korea Utara oleh Trump terkait dengan denuklirisasi masih menyisakan ketakutan besar bagi investor untuk bermain di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Bukan Rupiah yang Salah, Dia Hanya Korban

Bagaimana tidak, kali ini bukan hanya bertarung secara ekonomi, melainkan sudah merambah pada potensi konfrontasi bersenjata. Akibatnya, aset-aset berisiko berbasis keuangan dari negara berkembang semakin jauh dari jangkauan investor. Sebaliknya, investor lebih memilih menggenggam erat dolar AS. 

Baca Juga: Dolar AS Punya Segalanya, Mata Uang Asia Bukan Tandingannya

Kini, mayoritas mata uang Asia dalam keadaan terpuruk. Menyisakan yen, mata uang utama Asia lainnya kian takluk di hadapan dolar AS. Hingga pukul 14.40 WIB, dolar AS menekan 0,17% yuan, 0,31% won, 0,11% dolar Singapura, 0,35% baht, dan 0,01% dolar Taiwan. 

Nasib yang sama juga menimpa rupiah, di mana rupiah harus rela terkoreksi lebih dalam lagi sebesar 0,24% ke level Rp14.154 per dolar AS. Seakan belum puas, saudara sebenua lainnya, yaitu Jepang juga turut memperparah nasib rupiah. 

Baca Juga: Menanti Kebangkitan Rupiah, Akankah Sia-Sia?

Bank Sentral Jepang (BoJ) mengungkapkan bahwa pihaknya tidak punya keraguan untuk melonggarkan kebijakan moneter apabila inflasi terancam Jepang tidak mencapai target 2%. Diperkirakan, kebijakan tersebut akan mengarah kepada menjaga suku bunga dalam keadaan sangat rendah sampai inflasi bergerak ke arah yang lebih kuat.

Padahal, di sisi lain, The Fed justru merencanakan akan menaikkan tingkat suku bunga cauan di tahun 2019 ini. The Fed menargetkan median federal funds rate pada akhir 2019 mendatang berada di level 2,8%.

Kembali pada pergerakan nilai tukar rupiah. Jika di hadapan dolar AS rupiah terdepresiasi 0,24%, hal yang lebih memilukan terlihat dalam pergerakan rupiah di hadapan mata benua kuning. Yen menjadi mata uang Asia yang paling menekan rupiah dengan kedalaman 0,29%.

Lalu diikuti oleh dolar Hongkong dan dolar Taiwan masing-masing sebesar 0,22%, kemudian dolar Singapura sebesar 0,06% dan yuan sebesar 0,05%,  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: