Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin: Era 4.0, IKM Punya Potensi Besar

Menperin: Era 4.0, IKM Punya Potensi Besar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyatakan dalam implementasi industri 4.0, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang terintegrasi dengan teknologi digital.

Program e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada dengan tujuan untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing.

“Dalam kegiatan penumbuhan dan pengembangan IKM di dalam negeri melalui teknologi digital, Kemenperin telah membuat e-Smart IKM,” kata dia di Jakarta, Rabu Malam.

Baca Juga: Industri 4.0 Targetkan Pendapatan Per Kapita Capai US$31.000 pada 2045

Ia menambahkan, sejak diluncurkan tahun 2017, loka karya e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp1,5 miliar. Program e-Smart IKM elah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.

Peta jalan Making Indonesia 4.0 sendiri, sejak diluncurkan April 2018 lalu semakin memantapkan langkah Indonesia dalam menuju 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Sasaran ini akan bisa tercapai, dengan didukung peningkatan nett export 10% dari PDB, produktivitas naik dua kali lipat, dan anggaran riset sebesar 2% dari PDB.

''Revolusi industri 4.0 merupakan sebuah kekuatan besar di sektor industri karena teknologi informasi dan komunukasi tidak hanya dimanfaatkan untuk proses produksi, tetapi mampu melahirkan model bisnis baru. Industri nasional memerlukan banyak pembenahan, terutama dalam penguasaaan teknologi yang menjadi kunci utama penentu daya saing di era industri 4.0,” tambahnya.

Baca Juga: 3 Sektor Fokus Kemenaker Hadapi Industri 4.0

Airlangga menjelaskan, dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu yang menjadi prioritas adalah pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Guna menghadapi revolusi industri 4.0, diperlukan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan era digitalisasi. 

Berdasarkan studi yang dilakukan McKinsey, kebutuhan tenaga kerja industri di bidang digital akan bertambah sebesar 17 juta orang hingga tahun 2025, di mana 4 juta akan bekerja di sektor industri dan sisanya di sektor jasa yang terkait. Kesempatan ini harus dikejar.

Untuk itu, pada tahun 2019, Kemenperin akan mengucurkan dana hingga Rp1,78 triliun dalam melaksanakan kegiatan pengembangan SDM industri. Program ini di antaranya meliputi pendidikan vokasi link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri, pelatihan 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja) yang juga diikuti oleh penyandang disabilitas, serta pembangunan politeknik di kawasan industri.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: