Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wow, Blockchain Sudah Digunakan di Pemilu Negara Bagian AS

Wow, Blockchain Sudah Digunakan di Pemilu Negara Bagian AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hadirnya teknologi blockchain sebagai bentuk teknologi pencatatan paling mutakhir terus menyita perhatian. Pertama kali dimanfaatkan sebagai ekosistem dasar pengembangan mata uang digital (cryptocurrency), kini beragam industri dan sektor kerja berlomba-lomba untuk mulai mengeksplorasi kemungkinan pemanfaatan blockchain dalam ranah kinerjanya. Tak terkecuali dalam pemungutan suara.

Seperti yang dipelopori oleh Voatz sejak empat tahun lalu. Startup yang berbasis di Boston, Massachussetts, Amerika Serikat (AS) ini dilaporkan telah menguji coba sistem pemungutan suara miliknya di lebih dari 30 ajang pemilihan umum (pemilu) di berbagai wilayah dengan hasil yang memuaskan.

Imbasnya, kalangan pemodal pun tak ragu lagi menanamkan investasinya di platform pemungutan suara berbasis smartphone ini, di antaranya sebesar US$22 juta melalui pengumpulan dana yang dipimpin oleh perusahaan aviliasi dari Overstock.com pada tahun lalu.

Baca Juga: Gunakan Blockchain untuk Pemilu, Kenapa Enggak?

Terbaru, sebagaimana dilansir TechCrunch pada Jumat (8/3/2019) lalu, Voatz baru saja dipercaya untuk digunakan dalam pemilu lokal di Denver, Colorado, AS, yang bakal digelar pada Mei 2019 mendatang. Nantinya, aplikasi Voatz digunakan untuk melindungi proses pemungutan suara bagi para pemilik hak suara yang berada di luar negeri.

"Kami akan gunakan program percontohan ini untuk para warga kami yang sedang berada di luar negeri, seperti personel militer aktif yang sedang bertugas dan juga profesi-profesi lain. Ada sedikitnya empat ribu pemilih kami di luar negeri dan telah memenuhi syarat untuk dapat menggunakan hak suaranya lewat aplikasi ini," ujar Wakil Direktur Pemilu Kota Denver, Jocelyn Bucaro.

Sebelumnya, Voatz juga digunakan di negara bagian Virginia Barat pada Pemilu 2018 lalu. Dengan mulai memanfaatkan kemajuan teknologi berupa penggunaan aplikasi berbasis smartphone, diharapkan proses pemungutan suara dapat dilakukan dengan lebih mudah dan transparan.

"Kami yakin teknologi memiliki potensi untuk membantu penyelenggaraan pemungutan suara menjadi lebih mudah dan lebih aman. Tak hanya untuk personel militer atau warga negara yang sedang bertugas (di luar negeri), namun juga untuk para pemilih berkebutuhan khusus (disabilitas)," tutur Bucaro.

Baca Juga: Apa Itu Blockchain?

Untuk dapat berparitisipasi, pemilih yang telah memenuhi syarat perlu menyelesaikan proses otentifikasi lewat Voatz. Berikutnya para pemilih yang telah disetujui juga harus mengirimkan surat suara miliknya antara 23 Maret hingga 7 Mei 2019 atau saat hari H pemilu dilaksanakan. Dengan menggunakan hak suara via aplikasi, para pemilih dengan sendirinya tak perlu lagi mencetak dan memindai dokumen seperti yang mereka harus lakukan saat menggunakan hak suara secara konvensional.

"Pemungutan suara berbasis blockchain dapat lebih melindungi data pemilih dari serangan siber. Selain itu, proses penghitungan suara juga menjadi lebih aman, dapat diaudit, transparan, akurat, dan berintegritas. Amerika, saya pikir harus lebih sering menggunakan teknologi ini," tegas Bucaro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: