Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Mau Dikata, Perlambatan Ekonomi Dunia Masih Mencekal Rupiah

Apa Mau Dikata, Perlambatan Ekonomi Dunia Masih Mencekal Rupiah Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerakan rupiah masih belum beranjak dari zona merah karena masih terhadang oleh perlambatan ekonomi dunia yag baru-baru ini dirilis. Setelah ditutup melemah signifikan 1,20% ke level Rp14.310 per dolar AS pada penutupan perdagangan pekan lalu, rupiah harus kembali terkoreksi 0,04% di awal perdagangan spot pagi ini, Senin (11/03/2019).

Perlambatan ekonomi yang dialami China menjadi salah satu batu penghalang bagi rupiah untuk melaju ke zona hijau. Pasalnya, China sebagai kiblat dari perekonomian benua kuning menunjukkan ada koreksi cukup dalam terhadap ekspor dan impor masing-masing sebesar 20,7% yoy dan 5,2% yoy. 

Baca Juga: Ada Apa dengan Rupiah?

Bukan hanya China, perlambatan ekonomi Eropa juga turut mencekal rupiah untuk menguat. Pekan lalu, Bank Sentral Uni Eropa memutuskan untuk memangkas pertumbuhan ekonomi zona euro menjadi sebesar 1,1%, di mana sebelumnya angka tersebut mencapai 1,7%.

Pemangkasan pertumbuhan ekonomi itu juga diikuti dnegan upaya penyaringan investor asing yang masuk ke Eropa, utamanya yang berasal dari negeri tirai bambu, China. Keputusan tersebut tak ayal membuat investor semakin ragu terhadap prospek pasar keuangan di Asia.

Baca Juga: Depresiasi Tembus 1%, Nasib Rupiah Kian Getir Dicekal Eropa-China

Alhasil, kini mayoritas mata uang Asia terkoreksi di hadapan dolar AS, menyisakan baht (0,09%), yen (0,02%), dan yuan (0,02%) yang menguat di hadapan dolar AS. Sementara itu, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. 

Rupiah hanya terapresiasi 0,03% di hadapan dolar Australia dan 0,25% di hadapan poundsterling. Selebihnya, rupiah terdepresiasi. Depresiasi rupiah di hadapan dolar AS kini mencapai 0,10% ke level Rp14.325 per dolar AS. 

Sementara di hadapan Asia, rupiah mendapat depresiasi terdalam dari yen sebesar 0,12%, lalu diikuti oleh dolar Hongkong (0,11%), yuan (0,09%), dolar Taiwan dan ringgit (0,06%), serta dolar Singapura dan baht (0,04%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: