Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Batu Bara Naik, Laba PTBA Melonjak

Harga Batu Bara Naik, Laba PTBA Melonjak Kredit Foto: PT Bukit Asam
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun 2018 berhasil mencatatkan kinerja yang cukup baik di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan tantangan. Perseroan mebukukan laba bersih Rp5,02 triliun naik 12,3% dibanding tahun sebelumnya  Rp 4,47 triliun.

 

"Laba bersih itu akibat kenaikan pendapatan usaha dari penjualan eskpor hingga lebih dari Rp 2,44 triliun, serta efisiensi yang berkelanjutan," kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, di Jakarta, Senin (11/3/2019).

 

Baca Juga: Bukit Asam Pasang Target Penjualan 25,88 Juta Ton

 

Ia mengatakan bahwa pendapatan usaha perseroan sepanjang 2018 mencapai Rp21,17 triliun naik Rp1,69 triliun dari Rp20,02 triliun di 2017.  Pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan batubara domestik sebesar 49%, penjualan batubara ekspor 48% dan sisanya 3% dari aktivitas bisnis lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. 

 

“Pendapatan dipegaruhi harga jual rata-rata batubara selama tahun 2018 yang mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 3% atau naik Rp808,690 per ton menjadi Rp834,558 per ton,” ucapnya. 

 

Baca Juga: Trio Menteri Jokowi Saksikan Pencanangan Industri Hilirisasi Batubara Bukit Asam

 

Sementara, dari sisi EBITDA PTBA tercatat naik 11% dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 7,59 triliun. Cash and equivalent per 31 Desember 2018 tercatat Rp 6,30 triliun. Dengan, beban pokok penjualan Rp12,62 triliun naik 15% dari Rp10,96 triliun di 2017. 

 

Mantan BUMN ini pada tahun 2018 produksi meningkat lebih dari 2,12 juta ton dan penjualan ekspor meningkat lebih dari 1,54 juta ton dengan angkutan batubara melalui Kereta Api naik lebih dari 1,32 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya. 

 

“Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Korea Selatan, Hong Kong dan Thailand, ditengah pembatasan ekspor yang dilakukan oleh Cina selaku mencoba pasar ekspor terbesar. Serta juga didukung oleh keberhasilan dari strategi optimasi penjualan ekspor batubara medium to high calorie ke premium market dengan tonase yang mencapai 2 kali lipat lebih dari tonase tahun sebelumnya,” pungkasnya.  

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: