Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Bayar Utang, Lippo Karawaci Rights Issue Rp10,58 Triliun

Untuk Bayar Utang, Lippo Karawaci Rights Issue Rp10,58 Triliun Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) merencanakan untuk melakukan penambahan modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD atau rights issue). Adapun target dana dalam rencana tersebut mencapai US$730 juta atau sekitar Rp10,58 triliun.

Associate Director LPKR, Agus Hermawan, menjelaskan bahwa  pelaksanaan rights issue tersebut masih harus menunggu persetujuan dari RUPST yang dijadwalkan terlaksana pada 18/04/2019 mendatang.

“Harga eksekusi HMETD telah ditetapkan oleh Lippo Karawaci dengan harga Rp234 per saham. Harga eksekusi HMETD ini merupakan diskon 8,2% terhadap harga penutupan akhir saham Lippo Karawaci pada 11/03/2019,” jelasnya dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Selasa (12/03/2019).

Baca Juga: Bisnis Urban Development Kinclong, Lippo Karawaci Cetak Laba Rp695 M

Dijelaskan pula, CEO Lippo Karawaci, John Riady, melalui PT Inti Anugerah Pratama (IAP) akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk setiap saham dengan HMETD yang tidak digunakan oleh pemegang saham lainnya.

Sebagai informasi, IAP merupakan pemegang saham pengendali dalam Lippo Karawaci dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%. Dan dalam rights issue kali ini, diketahui bahwa IAP akan melakukan penyetoran modal lebih awal sebesar US$280 juta.

Asal tahu saja, dana yang dihimpun dari rights issue ini nantinya akan digunakan untuk membayar sebagian kewajiban bersifat utang yang ditanggung oleh Lippo Karawaci.

Baca Juga: Rumah Sakit Lippo Karawaci di Myanmar Dijual, Sah?

“Program pendanaan ini ditujukan untuk mengoptimalkan neraca Lippo Karawaci melalui penurunan utang dan pelunasan kewajiban-kewajiban utang hingga US$275 juta,” sambung Agus.

Selain itu, disebutkan bahwa dana yang dihimpun akan digunakan juga untuk menyediakan buffer likuiditas yang cukup guna mendanai kewajiban bunga utang dan sewa RIET hingga akhir tahun 2020 serta mengoptimalkan nilai pemegang saham melalui investasi di proyek-proyek utama yang tengah berjalan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: