Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Kena Karma

Dolar AS Kena Karma Kredit Foto: Unsplash/Vladimir Solomyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Roda kehidupan mata uang dunia sedang tak berpihak pada dolar AS. Bagaikan terkena karma, kini dolar AS tertekan hampir di hadapan semua mata uang dunia. Hanya yen yang masih mampu ditaklukkan dolar AS sebesar 0,12%. 

Dolar AS

Bukan sebuah kebetulan nasib buruk ini harus diterima dolar AS. Pasalnya, lebih dari sepekan ke belakang, dolar AS selalu berada di jajaran teratas sebagai mata uang terkuat di dunia.

Sederhananya, dolar AS kini tengah masuk ke dalam fase konsolidasi, di mana tekanan jual menjadi hal lumrah di dalamnya. Memanfaatkan harga dolar yang sedang tinggi-tingginya, investor kemudian menjual dolar AS dan menarik keuntungan dari aksi jual tersebut. 

Di antara mata uang dunia lainnya, poundsterling menjadi penekan paling dalam dengan apresiasi sebesar 0,53% per dolar AS. Kemudian disusul oleh rupiah sebesar 0,29%, won sebesar 0,25%, yuan sebesar 0,24%, euro sebesar 0,17%, dan dolar Singapura sebesar 0,13%. 

Baca Juga: Aksi Balas Dendam Rupiah Sukses, Dolar AS Terlibas!

Rupiah

Itu adalah sebagian mata uang dunia yang menyebabkan dolar AS tertekan, di mana rupiah menjadi mata uang Asia yang paling kuat di hadapan dolar AS. Asal tahu saja, rupiah kini sedang diuntungkan dengan sentimen teknikal rebound, yaitu momen di mana investor memborong rupiah di kala harga rupiah sedang murah. 

Selain itu, rupiah juga turut diuntungkan dengan semakin positifnya damai dagang antara AS dan China. Hal itu tercermin melalui pembicaraan telepon antara Wakil Perdana Menteri China, Liu He bersama dengan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dan Kepala Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer. 

Baca Juga: Depresiasi Tembus 1%, Nasib Rupiah Kian Getir Dicekal Eropa-China

Pembicaraan melalui sambungan telepon tersebut dikabarkan membahas kesepakatan untuk menyudahi perang dagang yang terjadi selama ini. Dengan demikian, wajar jika investor global kembali tertarik untuk bermain di pasar keuangan Asia, terutama Indonesia. 

Bagaimanapun, hingga pukul 10.35 WIB, rupiah masih memimpin mata uang Asia dengan apresiasi sebesar 0,33% ke level Rp14.243 per dolar AS. Apresiasi yang cukup tebal juga diraih rupiah terhadap yen (0,44%), baht (0,38%), dolar Taiwan (0,30%), dolar Hongkong (0,27%), dan dolar Singapura (0,23%). 

Yuan dan won juga menjadi mata uang Asia yang takluk terhadap rupiah dengan terdepresiasi sebsar 0,09% dan 0,08%. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: