Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singapura Juga Larang Penerbangan Boeing Max 8

Singapura Juga Larang Penerbangan Boeing Max 8 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Singapura -

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan untuk melarang penerbangan Boeing MAX 8 sementara waktu. Nampaknya, kebijakan yang sama juga dilakukan pemerintah Singapura.

Seperti dirilis Reuters, Selasa (12/3/2019), Otoritas Penerbangan Sipil Singapura mengatakan, pihaknya mulai melarang sementara penerbangan Boeing 737 MAX pada hari ini pukul 14.00 waktu setempat. Keputusan itu diambil dua hari setelah kecelakaan maut Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang.

Baca Juga: Pesawat Ethiopian Jatuh Bikin Saham Boeing Terjun Bebas

Dilarang terbangnya Boeing 737 MAX di Singapura, akan berpengaruh terhadap penerbangan dari dan ke Singapura yang menggunakan pesawat jenis tersebut. Beberapa maskapai tersebut antara lain SilkAir, China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines, dan Thai Lion Air.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melarang pesawat Boeing 737 MAX 8 terbang untuk sementara waktu. Keputusan ini diambil sebagai imbas kecelakaan Ethiopian Airlines.

Baca Juga: Ethiopian Airline Jatuh, Kemenhub Panggil Garuda dan Lion Air, Ada Apa ya?

Dirjen Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, menjelaskan salah satu langkah yang akan dilakukan pihaknya adalah inspeksi dengan cara, larang terbang sementara (temporary grounded), untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut laik terbang (airworthy).

"Langkah tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan," katanya.

Kebijakan ini diambil untuk memastikan bahwa pesawat yang beroperasi di Indonesia dalam kondisi laik terbang. Inspeksi akan dimulai esok hari. Selama masa inspeksi itu, pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dimiliki maskapai Indonesia tak boleh mengudara.      

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: