Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Making Indonesia 4.0 Siapkan SDM Berkualitas Hadapi Industri 4.0, Ini Strategi Kemenperin

Making Indonesia 4.0 Siapkan SDM Berkualitas Hadapi Industri 4.0, Ini Strategi Kemenperin Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pencanangan program Making Indonesia 4.0 pada 4 April 2018 oleh Presiden Joko Widodo bukanlah tanpa sebab. Pasalnya, sektor industri adalah penyumbang seperlima dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sehingga, Making Indonesia 4.0 diharapkan dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi Tanah Air melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di sektor industri.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar N dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Membangun Sumber Daya Manusia Menyongsong Era Industri 4.0: Memastikan Infrastruktur TIK, Industri Manufaktur, SDM Riset, dan Skema Dukungan Anggaran" di Ruang Serba Guna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

"Melalui upaya Making Indonesia 4.0, kita akan merevitaslisasi sektor manufaktur dan diharapkan akan bisa meraih nilai net ekspor seperti 2000 lalu, yakni mencapai angka 10% terhadap PDB, lalu meningkatkan produktivitas dan membangun kemampuan inovasi lokal," terangnya.

Baca Juga: Siapkan Infrastruktur Informasi, Rudiantara: SDM Indonesia Bertarung di Kancah Global

Pemilihan industri manufaktur sendiri, kata Haris, didasarkan pada fakta bahwa enam jenis industri terbesar penyerap lapangan kerja di Indonesia adalah manufaktur, yaitu industri makanan, pakaian jadi, kayu, tekstil, barang galian bukan logam, dan furnitur.

"Jadi, malah industri manufaktur yang berkontribusi besar. Bukan industri berbasis sumber daya alam," imbuhnya.

Lebih lanjut Haris menyebutkan bahwa setidaknya ada empat strategi yang akan dilakukan Kementerian Perindustrian, khususnya di 2019, untuk mendukung program pembangunan SDM industri kompeten.

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp1,78 triliun, strategi pertama yang dilakukan adalah membangun pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi menuju dual system bekerja sama dengan Swiss pada sembilan SMK, 10 politeknik, dan dua akademi komunitas yang link and match.

Strategi kedua adalah pembangunan politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri. "Hanya dalam tiga sampai enam bulan, semua lulusan terserap di industri. Seperti Politeknik Pengolahan Furnitur di Kendal (Jawa Tengah). Rasio antara yang diterima dan yang mendaftar itu 1:9, jadi sudah link and match," jelas Haris.

Strategi selanjutnya adalah pengembangan link and match antara SMK dan industri, seperti peningkatan kompetensi guru produktif dan fasilitas silver expert untuk SMK, serta pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1, yaitu pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja.

Baca Juga: Wamenkeu: APBN 2019 Fokus Dorong Pengembangan Kualitas SDM Indonesia

"Bagaimana 15 tahun ke depan kita menikmati bonus demografi. Setiap negara dengan bonus demografi pasti mengalami pertumbuhan signifikan. Maka kita sudah harus mendorong pengembangan SDM. Sehingga, diharapkan dari angka pertumbuhan ekonomi 5,2-5,4% dapat meningkat 1-2 angka lagi, menjadi 6-7%," tandas Haris.

Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ainun Na'im.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: