Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Revitalisasi Pasar Langkah Tepat Geliatkan Ekonomi Rakyat

Revitalisasi Pasar Langkah Tepat Geliatkan Ekonomi Rakyat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program revitalisasi pasar yang tengah digarap Kementerian Perdagangan dipandang tepat guna mampu meningkatkan ekonomi rakyat. Program yang satu ini dianggap mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan utama mereka. Di sisi lain, revitalisasi pasar diyakini juga mampu menarik kembali masyarakat modern yang sempat enggan berbelanja di pasar tradisional yang terkesan kumuh. 

 

“Revitalisasi pasar ini merupakan suatu program yang tepat, yang bagus dilakukan oleh pemerintah.  Kaitannya pertama, menarik kembali konsumen-konsumen supaya mau belanja ke pasar. Kemudian juga meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan utama,” tutur peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

 

Baca Juga: Kemendag Klaim Omzet Pasar yang Direvitalisasi Naik 20%

 

Pentingnya revitalisasi pasar guna menarik kembali konsumen berbelanja tradisional ini dikarenakan adanya perubahan perilaku konsumen. Menurut Heri, saat ini masyarakat cenderung memilih tempat berbelanja yang nyaman. Karena itulah, perbaikan fasilitas pasar mutlak diperlukan jika tidak ingin pasar rakyat kian sepi pembeli. 

 

“Kalau pasarnya sudah langka terus sudah banyak yang rusak sana-sini, ini perlu ditingkatkan kembali dan diperluas kapasitasnya,” ujar lagi. 

 

Dengan makin ramainya pasar tradisional, kesempatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk makin berkembang kian luas. Ini mengingat badan pengelola pasar tradisional kera memiliki pola kemitraan dengan UMKM. 

 

“Keterlibatan pemerintah di sini penting, terutama bisa memicu perekonomian di wilayah yang dimotori UMKM,” imbuh Heri lagi.  

 

Di samping itu ia mengingatkan, ke depannya pemerintah perlu terus mengembangkan pasar berdasarkan pemetaan yang lebih presisi. Perlu dibuat pemetaan revitalisasi pasar berdasarkan permintaan suatu wilayah.

 

“Daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk lebih besar, ini mungkin perlu pasar tradisional yang lebih luas, kapasitasnya lebih tinggi,” ucapnya. 

 

Baca Juga: Revitalisasi Pasar Rakyat Dinilai Berhasil, Sejumlah Daerah Belajar ke Denpasar

 

Senada, pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Agus Tony Poputra menilai, saat ini fungsi pasar tradisional atau pasar rakyat sudah mulai berkurang. Karena itulah, program revitalisasi pasar diperlukan untuk menjaga agar transaksi jual-beli di wadah yang satu ini tetap eksis. 

 

Ia melihat program revitalisasi pasar bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Pendapatan pedagang dinilai memang meningkat lantaran masyarakat mulai kembali berdatangan dan meramaikan pasar.

"Dengan pasar yang lebih nyaman, tidak becek seperti sebelumnya, pembeli jadi lebih tertarik untuk datang," katanya.

 

Kementerian Perdagangan sendiri untuk tahun ini berencana merevitalisasi sebanyak 1.037 pasar rakyat. Adapun hingga 2018 sebanyak 4.211 unit telah direvitalisasi menggunakan dana alokasi khusus dan tugas pembantuan. Program ini disebut berhasil meningkatkan omzet pasar hingga 20%.

 

Hal tersebut dikemukakan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti saat di Kementerian Perdagangan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Baca Juga: Beri Apresiasi, Kemendag Gelar Pasar Rakyat Award

 

"Pasar rakyat merupakan sektor penggerak ekonomi kerakyatan. Dengan revitalisasi, eksistensi pasar rakyat akan tetap kuat dan daya saingnya terhadap toko-toko modern dapat meningkat sehingga dapat memajukan ekonomi kerakyatan," jelas Tjahya. 

 

Menurutnya, program yang dibesut Kemendag ini telah berhasil meningkatkan omzet lantaran kenaikan tingkat kunjungan ke pasar yang telah direvitalisasi. Kondisi pasar yang jauh lebih bersih dan nyaman menjadi pendorong bagi masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di pasar yang sebelumnya lekat dengan kata becek, kotor, dan bau. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: