Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minimalisir Fraud, Akulaku Giatkan Literasi Keuangan

Minimalisir Fraud, Akulaku Giatkan Literasi Keuangan Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kredit online tengah menjadi sorotan. Mulai dari banyaknya perusahaan pinjaman online yang belum terdaftar, banyaknya kredit macet, dan cara penagihan yang kurang beradab menjadi persoalan yang paling banyak muncul ke permukaan.

Anggie Setia Sriningsih, Direktur Corporate Affair and Public Relation Akulaku Indonesia mengakui hal tersebut. Menurutnya persoalan tersebut terjadi akibat masih rendahnya literasi keuangan masyarakat. Literasi keuangan tidak hanya berkaitan kepemilikan rekening di bank, tapi juga menyakut penetrasi kredit dan pemahaman pengelolaan keuangan.

Menurut Anggie, penetrasi kredit di Indonesia saat ini masih sangat rendah, sekitar 35%. Persoalannya bukan karena tidak memiliki rekening bank, tapi masih banyak masyarakat yang dinilai tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit atau unbankable.

“Persoalan itu yang ingin kita selesaikan dengan adanya fintech ini, dengan mempermudah persyaratan,” ujar Anggie di Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Baca Juga: Tumbuh 3x Lipat, Fintech Akulaku Targetkan Penyaluran Kredit Rp29 Triliun di 2019

Sayangnya hal itu justru banyak dimanfaatkan oleh sebagian nasabah yang sengaja tidak mau membayar pinjaman yang diterima dari perusahaan pinjaman online. Persoalan lainnya, ternyata ada sebagian penerima pinjaman tidak mampu mengelola dana pinjaman, sehingga tidak bisa mengembalikan pinjaman.

Untuk membantu pemerintah meningkatkan literasi keuangan masyarakat, Akulaku akan menggelar Karnaval Akulaku yang akan digelar di Bintaro Xchange pada 16-17 Maret 2019 mendatang. Kegiatan yang akan diisi dengan beragam keseruan seperti festival makanan dan hiburan itu diharapkan menarik perhatian masyarakat setempat.

“Tapi inti kegiatannya sebetulnya untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat, selama dua hari itu juga akan ada kegiatan seminar tentang keuangan,” ujar Anggie.

Dalam penyaluran kredit dalam bentuk pinjaman tunai atau pembelian barang, Akulaku melakukan seleksi dengan ketat. Seperti melihat apakah kredit yang dilakukan untuk kegiatan produktif atau konsumtif. Selain itu juga ada tim sosial media yang secara reguler melakukan wawancara kepada calon peminjamnya. Melalui media sosial akan didapatkan informasi penting tentang calon peminjamnya yang sulit didapatkan di dunia nyata.

Semua itu akan ditentukan melalui kredit scoring, yang akan menentukan apakah seorang calon peminjam akan melakukan fraud apa tidak. Dengan demikian kemungkinan fraud dapat diminimalisir. Dan ketika terjadi fraud, penagihan juga tidak terlalu berat.

Untuk penagihan sendiri, Akulaku berkomitmen untuk melakukan sesuai ketentukan yang sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seperti hanya menelefon nomor alternatif yang diberikan oleh peminjamnya, dan itu hanya dilakukan ketika nomor peminjam tidak aktif.

“Saya sendiri pernah mencoba, saya mengajukan kredit di Akulaku untuk mengetahui apakah karyawan saya menelefon pada waktu yang tepat dan dengan tata bahasa yang baik, dan hasilnya sejauh ini tidak ada masalah,” jelas Anggie.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: