Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Atasi Merosotnya Harga Karet

Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Atasi Merosotnya Harga Karet Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia mengajak Thailand dan Malaysia untuk bekerja sama dalam upaya menstabilkan harga karet yang sedang menurun.  Seperti diketahui Indonesia, Malaysia, dan Thailand merupakan tiga negara utama produsen karet.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Joko Widodo usai melakukan pertemuan bilateral  dengan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/32018 ).

Dalam pertemuan tersebut, kata Retno, Presiden Jokowi secara khusus juga menyampaikan isu terkait dengan harga karet dunia.

“Karena Thailand, Indonesia, dan Malaysia kalau di gabung menjadi satu maka kita akan menjadi produsen karet yang paling besar di dunia,” kata Retno.

Baca Juga: Jokowi: Harga Karet Sudah Mulai Membaik, Karet Bisa untuk Aneka Bahan Industri dan Aspal

Dengan semakin menurunnya harga karet dunia, Presiden  menyampaikan, bahwa tidak ada pilihan lain bagi ketiga negara tersebut untuk memperkuat kerja sama agar harga karet tidak terus turun.

“Tadi Menteri Luar Negeri thailand menyampaikan komitmennya mengenai kerja sama dalam konteks mencegah semakin menurunnya harga karet dunia,” kata Menlu.

Di luar isu bilateral dan harga karet dunia, menurut Menlu, Presiden  juga menyampaikan dua hal dalam pertemuan itu. Pertama terkait dengan isu Rakhine State dan kerja sama atau konsep kerja sama Indo Pasifik.

“Mengenai masalah Rakhine State, Presiden menyampaikan sekali lagi bahwa pentingnya keterlibatan ASEAN untuk membantu Myanmar di dalam mempersiapkan repatriasi yang sukarela, damai, dan bermartabat,” ucapnya.

Sebelumnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan tiga kebijakan untuk mengatasi harga karet alam yang berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019. Hal ini diakibatkan adanya sentimen negatif dari pasar serta ketidakpastian ekonomi global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan kebijakan tersebut dilakukan baik dari sisi jangka pendek, menengah, dan panjang dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: