Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Average Rate of Return?

Apa Itu Average Rate of Return? Kredit Foto: Unsplash/rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investasi sejatinya adalah aktivitas penanaman modal dalam suatu perusahaan, proyek, atau entitas lainnya seperti emas. Tujuannya, tentu saja untuk mendapatkan keuntungan atau lazim dikenal dengan pengembalian atas investasi yang dilakukan. Pertanyaannya, bagaimana cara Anda menaksirkan besaran dan tingkatan keuntungan yang didapatkan dari investasi tersebut?

Mudah! Anda hanya perlu mengenal dan menerapkan apa yang disebut sebagai average rate of return (ARR) atau tingkat pengembalian rata-rata. Metode ARR digunakan untuk menilai profitaitabilitas investasi berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan.

Penghitungan ARR

Konsep yang paling sederhana untuk menghitung ARR dengan membagi laba tahunan rata-rata dengan usia investasi (jumlah tahun). Untuk memahami lebih dalam, simak contoh kasus penghitungan ARR berikut ini.

Baca Juga: Apa Itu Return on Investment?

Sebuah perusahaan berencana untuk melakukan investasi beberapa mesin baru untuk menggantikan mesian yang sudah tidak berfungsi. Mesin baru tersebut dibeli dengan harga US$420.000 dan akan meningkatkan pendapatan tahunan perusahaan sebesar US$200.000 dengan biaya tahunan mencapai US$50.000. Dengan perkiraan mesin tersebut mempunyai masa manfaat selama 12 tahun, berapa ARR yang didapat?

Pertama, Anda harus menghitung biaya penyusutan mesin per tahun, yaitu US$420.000 /12 bulan = US$35.000. Kedua, tentukan laba tahunan rata-ratanya dengan cara mengurangi pendapatan dengan biaya tahunan dan biaya penyusutan, yaitu US$200.000 – (US$50.000 + US$35.000) = US$115.000.

Baca Juga: Apa Itu Inklusi Keuangan?

Setelah itu, Anda dapat menggunakan rumus ARR, yaitu membagi laba tahunan dengan biaya penyusutan sehingga ARR = US$115.000 / US$420.000 X 100% = 27,4%.

Kelebihan dan Kekurangan ARR

Ada tiga kelebihan yang dimiliki oleh ARR. Pertama, penghitungan ARR sangat sederhana dan mudah dipahami. Kedua, ARR dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas seluruh proyek investasi karena mempertimbangkan arus kas sepanjang usia proyek. Ketiga, penghitungan ARR didasarkan pada informasi akuntansi yang tersedia dan mudah dipahami oleh pengusaha.

Meskipun begitu, ada beberapa kekurangan dalam penggunaan ARR. Pertama, ARR dihitung berdasarkan informasi akuntansi, bukan berdasarkan arus kas aktual. Kedua, penghitungan ARR tidak mempertimbangkan nilai waktu dari mata uang. Ketiga, tidak cukup untuk membedakan antarproyek berdasarkan jumlah yang diperlukan untuk investasi jika mempunyai tingkat pengembalian yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: