Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear Rupiah, Mengalahkan Dolar AS Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

Dear Rupiah, Mengalahkan Dolar AS Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan Kredit Foto: Shotbycerqueira
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penguatan nilai tukar rupiah rawan untuk berbalik menjadi pelemahan. Hal itu terbukti pada perdagangan spot siang ini. Jika pagi tadi rupiah mampu terapresiasi hingga 0,11% terhadap dolar AS, kini keadaan justru berbalik menjadi terdepresiasi. 

Memang, indikasi rupiah untuk melemah sudah terlihat sejak pagi tadi. Pasalnya, ada beberapa sentimen yang masih harus diwaspadai rupiah. Pertama, dinamika voting brexit yang masih bergejolak di Negeri Ratu Elizabeth, Inggris. Opsi no deal brexit menjadi pusat dari dinamika yang ada. Pasalnya, jika opsi tersebut yang akhirnya diambil, Inggris harus dikecualikan dalam perjanjian perdagangan besar Uni Eropa. 

Baca Juga: Brexit Balaskan Dendam Dolar AS ke Rupiah

Selain itu, rupiah juga perlu waspada terhadap potensi teknikal rebound dolar AS. Sama halnya dengan rupiah alami dua hari lalu, kini investor mulai tertarik kembali terhadap dolar AS karena harganya sudah murah. 

Investor memanfaatkan jatuhnya harga dolar AS untuk memborong mata uang paman sam tersebut. Dengan berbelanja dolar AS di harga yang murah, investor akan mendapat keuntungan lebih besar jika menjual di kala harga dolar AS sedang tinggi-tingginya. 

Baca Juga: Aksi Balas Dendam Rupiah Sukses, Dolar AS Terlibas!

Itulah kenapa, untuk menaklukkan dolar AS bukanlah perkara mudah seperti membalikkan telapak tangan. Pada siang hari ini saja, dolar AS terpantau perkasa di nyaris semua mata uang. Hanya dolar Taiwan yang masih membuat dolar AS terdepresiasi sebesar 0,01%. 

Selebihnya, dolar AS perkasa. Penguatan dolar AS paling besar terjadi terhadap poundsterling yang mencapai 0,67%, kemudian diikuti oleh dolar Australia (0,48%), baht (0,41%), won (0,39%), yen (0,32%), dolar Singapura (0,18%), yuan (0,12%), dan rupiah (0,07%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: