Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Gulingkan Dolar AS

Rupiah Gulingkan Dolar AS Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Moraine
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jelang penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (15/03/2019), rupiah akhirnya mampu menggulingkan dolar AS. Setelah cukup lama bertahan di zona merah, rupiah berbalik terapresiasi 0,06% ke level Rp14.259 per dolar AS pada penutupan pasar spot sore ini.

Meskipun bergerak variatif, pergerakan rupiah didominasi oleh penguatan terhadap mayoritas mata uang Asia. Hingga pukul 15.45 WIB, rupiah hanya terdepresiasi 0,11% di hadapan baht dan 0,04% di hadapan dolar Singapura. 

Sementara itu, di hadapan mata uang Asia lainnya, rupiah yang memimpin. Rupiah terapresiasi paling kuat di hadapan won, yaitu sebesar 0,16%. Kemudian diikuti oleh penguatan rupiah sebesar 0,09% di hadapan yen, 0,06% di hadapan ringgit dan dolar Hongkong, dan 0,04% di hadapan dolar Taiwan. 

Baca Juga: Sedih Banget! Rupiah Terlemah di Asia, Padahal. . .

Tekanan demi tekanan justru masih mendera dolar AS hingga sore ini. Pasalnya, dolar AS hanya mampu menguat tipis 0,04% di hadapan won dan 0,02% di hadapan poundsterling. Selebihnya, dolar AS merana. Dolar New Zealand dan dolar Australia menjadi penekan paling besar terhadap rupiah, masing-masing sebesar 0,38% dan 0,31%. 

Baca Juga: Dear Rupiah, Mengalahkan Dolar AS Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

Di antara mata uang Asia, baht kini memimpin dengan apresiasi terbesar di hadapan dolar AS hingga mencapai 0,31%, lalu yuan mengikuti di belakangkan dengan apresiasi sebesar 0,15%. 

Boleh jadi, terpuruknya dolar AS menjadi cermin dari investor dalam menyikapi kelanjutan hubungan antara Trump dan Xi Jinping. Ancaman yang sempat diutarakan Trump untuk membatalkan negosiasi dagang, rupanya menjadi lampu kuning bagi investor untuk lebih berhati-hati. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: