Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kunjungi Bone, Amran Sebut Prestasi Jokowi-JK di Sektor Pertanian

Kunjungi Bone, Amran Sebut Prestasi Jokowi-JK di Sektor Pertanian Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berkunjungan ke tanah kelahirannya, Bone, Sulawesi Selatan,  Jumat (15/3/2019), dalam rangka mempercepat pembangunan pertanian guna memberikan andil besar terhadap penyediaan pangan nasional, khususnya Sulsel dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kehadiran Mentan Amran disambut langsung Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi dan penuh antusias oleh masyarakat Bone.

Saat menyambut Mentan Amran, Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi menyebutkan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Bone cukup pesat mencapai 8,6%, menjadi paling tinggi di Sulsel. Ini menunjukkan kesejahteraan masyarakat berkat kemajuan sektor pertanian.

Sementara pada kunjungan ini, Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian selama pemerintah Jokowi-JK. Salah satunya dibuktikan dengan peningkatan nilai ekspor 2018 mencapai Rp460 triliun.

"Bantuan Kementan dan Kemendes sejak 2014 sampai sekarang, 4,5 tahun sebesar Rp15 triliun masuk ke Sulsel. Irigasi hampir 400 ribu ha dan Bone miliki banyak irigasi tersier. Bendungan dibangun untuk mengairi sawah dan tanaman lainnya," ungkapnya melalui siaran pers yang diterima redaksi Warta Ekonomi di Jakarta.

Baca Juga: Kementan Dorong Startup Agribisnis Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Lebih jauh Amran menjelaskan, program cetak sawah dan mekanisasi pertanian yang dijalankan Kementan di era pemerintahan Jokowi-JK menuai hasil yang dipastikan mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional. Berkat kerja sama Kementan dengan TNI AD, dibandingkan 2014, cetak sawah pada 2015-2017 naik hingga 400% sehingga ini merupakan kenaikan tertinggi dalam sejarah pertanian di Indonesia.

"Bantuan alat mesin pertanian 2014-2018 mencapai 423.197 unit, meningkat 1.526%. Dengan alat dan mesin pertanian, kita bisa menghemat Rp361 triliun. Jika menanam padi secara manual untuk satu hektar saja kita butuh 25 hari, tapi dengan alsintan, cukup tiga jam," jelasnya.

Alhasil, tegas Amran, angka ekspor semua komoditas pada sektor pertanian mengalami kenaikan. Terhitung sejak 2014 hingga 2018 terjadi kenaikan ekspor nasional sebesar 29%, nilainya mencapai Rp500 triliun.

"Ini adalah penopang ekonomi Indonesia. Ada dua hal yang menopang ekonomi Indonesia untuk bangkit, yaitu ekspor dan investasi. Kedua hal ini terus kami tingkatkan," ujarnya.

Untuk Bone, lanjut Amran, Kementan pun terus berupaya memacu peningkatan produksi dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan rawa. Kementan saat ini tengah merealisasikan program Selamatkan Rawa, Sejahteraan Petani (Serasi).

Baca Juga: Lepas Ekspor Pertanian Sulsel, Mentan: Bayangkan Ekspor Naik 10 Juta Ton dalam Empat Tahun

"Bone sudah disurvei oleh tim Serasi. Insyaallah Bone akan mendapat program 5.000 ha lahan rawa. Kami akan turunkan bantuan lima unit eskavator dan saya targetkan dalam waktu dua minggu sudah mulai bekerja. Pesan saya, tolong nanti dilakukan bergiliran di daerah lahan rawa," paparnya.

Pada kunjungan ini, Amran akan memberikan bantuan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) untuk semua kecamatan, desa, bantuan ternak, dan hand tractor. Ia berpesan agar traktor milik kelompok dipakai bersama dan bergiliran.

"Jika ada sewa tolong dihargai setengahnya saja, yang biasa Rp2 juta menjadi Rp1 juta saja. Mari jaga NKRI. Mari bersatu meski ada perbedaan," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: