Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

1 Lagi Fintech Equity Crowdfunding, Bentukan Alumni ITB, IPB, UGM, UI, dan Unbraw!

1 Lagi Fintech Equity Crowdfunding, Bentukan Alumni ITB, IPB, UGM, UI, dan Unbraw! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis Peraturan OJK (POJK) nomor 37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (equity crowdfunding) pada Desember lalu, fintech dengan model bisnis tersebut pun mulai muncul. Salah satunya bernama Alumnia.

Layanan urun dana berbasis platform itu dibentuk oleh alumni dari berbagai perguruan tinggi ternama seperti Intitut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Brawijaya (Unbraw). Dengan mempertemukan investor dengan investee, Alumnia mengklaim platformnya sebagai marketplace untuk berinvestasi.

"Kalau di dunia fisik, (Alumnia) seperti modal ventura dan bursa saham. Jadi, investor bisa menanamkan uang ke sebuah perusahaan sebagai saham equity," jelas CEO Alumnia, Agus Wicaksono kepada Warta Ekonomi ketika ditemui di Mula by Galeria, Cilandak Town Square.

Namun, target pasar Alumnia tidak sebesar bursa saham dengan korporasi-korporasi besarnya. Karena menurut regulasi dari OJK, setiap proyek atau perusahaan yang didanai lewat urun dana dibatasi jumlah nominal dan investornya.

Agus berujar, "OJK mengatur setiap proyek atau perusahaan itu raise funding-nya maksimum Rp10 miliar dengan jumlah maksimal investor maksimal 300 orang. Mereka itu seperti patungan, hasilnya dibagi bersama."

Baca Juga: Nongol di Playstore, Bukan Berarti Fintech itu Legal

Untuk sistem bagi hasilnya, investor akan mendapatkan imbalan sesuai dengan proporsi saham dan laba usaha yang didanainya. Yang harus diperhatikan, investor di Alumnia harus menyadari risiko dari berinvestasi ke dalam sebuah usaha yang dirintis melalui equity crowdfunding.

"Investor juga harus menyadari kalau perusahaan mengalami masalah, harus ditanggung juga, bukan hanya untung saja. Share pain and gain," papar pria yang dulunya bekerja di Chevron itu.

Karena itulah, pihak Alumnia melakukan penilaian terhadap usaha yang akan didanai sebagai bentuk mitigasi risiko. Tujuannya, agar bisnis yang didanai dapat berkembang dan bersifat berkelanjutan.

Agus mengatakan, "Kami tentu mengevaluasi pihak yang melakukan raise funding, rencana bisnisnya seperti apa, tentu kami akan bantu agar bisa dikembangkan. Lalu mengedukasi investor, kalau investasi itu ada risikonya, bukan hanya sekadar janji muluk."

Alumnia terbentuk sejak Oktober 2018 dengan fokus pasar komersil dan social-enterpreneur. Oleh karena itu, sebagai proyek awal, Alumnia akan mendanai sebuah co-working space yang dibangun menggunakan konstruksi bambu yang telah diolah. Mereka juga akan membangun rumah ecotech yang berkolaborasi dengan UI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: