Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTN Syariah Keliling Kota Tawarkan KPR Hits, Tertarik? Ini Syaratnya

BTN Syariah Keliling Kota Tawarkan KPR Hits, Tertarik? Ini Syaratnya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melalui anak usahanya, BTN Syariah menggelar roadshow penawaran pembiayaan properti BTN iB Kredit Pemilikan Rumah (KPR Hits) ke sejumlah kota di Indonesia, di antaranya Surabaya, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Pembiayaan properti BTN iB dengan nama KPR Hits merupakan jenis KPR nonsubsidi yang memiliki keistimewaan dibandingkan produk pembiayaan perumahan milik BTN Syariah sebelumnya, yaitu menggunakan akad Musyarakah Mutanaqisah. Akad ini merupakan fitur baru produk KPR yang selama ini menggunakan akad Murabahah (jual-beli) dan Istishna' (jual-beli pesanan).

"Kami perlu mengenalkan lebih dekat mengenai keistimewaan KPR Hits ke berbagai kota yang potensial tertarik dengan produk ini, yaitu kota besar dengan jumlah penduduk milenial yang tinggi, namun cerdas dalam merencanakan keuangannya demi masa depan termasuk memiliki rumah sendiri," kata Direktur BTN, Budi Satria dalam keterangan persnya terkait roadshow KPR Hits di Surabaya, akhir pekan kemarin.

Budi menilai potensi KPR Hits di Jawa Timur sangat besar karena jumlah penduduknya besar. Berdasarkan perhitungan BTN, potensi KPR Hits tahun ini di Jawa Timur sekitar 288 nasabah dengan jumlah penyaluran KPR sekitar lebih dari Rp143 miliar.

"Backlog atau selisih pasokan dan kebutuhan perumahan di Jawa Timur mencapai 894.359, artinya kebutuhan masyarakat akan rumah belum seluruhnya terfasilitasi. Maka, dengan KPR Hits kami bisa menarik generasi milenial (untuk) memiliki rumah idamannya sehingga jumlah backlog dapat berkurang," kata Budi Satria.

Baca Juga: "KPR Gaeesss" Besutan BTN, Spesial Buat Milenial Supaya Punya Hunian

Salah satu daya tariknya adalah jenis akadnya. Akad Musyarakah Mutanaqisah merupakan gabungan (hybrid) dari dua akad, yaitu akad Musyarakah dan Ba'i yang artinya pembelian rumah atau apartemen yang menjadi agunan KPR merupakan aset bersama antara bank dan nasabah dengan porsi kepemilikan yang telah disepakati saat awal akad.

Porsi kepemilikan nasabah akan bertambah seiring pembayaran angsuran sehingga saat pembiayaan lunas, porsi kepemilikan rumah atau apartemen akan beralih sepenuhnya ke nasabah. Selain akad yang digunakan, BTN Syariah juga menawarkan sejumlah keringanan yang lain bagi nasabah KPR Hits, di antaranya uang muka ringan mulai 1%, serta angsuran yang terjangkau dengan dua pilihan skema.

Pertama, dengan ujroh atau uang sewa (fee) sebesar 7,75% fixed selama tiga tahun pertama. Kedua, dengan ujroh sebesar 8,25% fixed selama lima tahun pertama, selanjutnya berjenjang selama jangka waktu KPR sampai dengan 30 tahun. KPR Hits juga memberikan peluang pelunasan KPR tanpa biaya pinalti.

Syarat-syarat pengajuan KPR Hits cukup mudah. Nasabah berusia minimal 21 tahun, memiliki pekerjaan tetap dengan masa kerja minimal 1 tahun, dan yang penting agunan yang digunakan adalah rumah atau apartemen atau ruko ready stock atau sudah tersedia, bukan yang belum dibangun atau berbentuk kavling tanah.

Unit ready stock yang dimaksud, menurut Budi, berbentuk properti baru maupun seken, dengan syarat memiliki dokumen legalitas properti, yaitu SHM/SHGB dan IMB serta berada di lokasi yang marketable. Selain pembelian properti baru, KPR Hits juga dapat digunakan untuk take over dan top up (refinancing).

Baca Juga: Menurut BTN, Sektor Properti Tak Akan Surut Karena...

Budi menambahkan, KPR Hits tidak hanya terbatas bagi nasabah muslim, namun terbuka juga bagi nasabah nonmuslim yang membutuhkan pembiayaan rumah yang terjangkau sesuai kemampuan mereka.

Tahun ini, BTN Syariah mengejar target untuk meningkatkan kontribusinya ke induk usaha. Sejak berdiri 14 tahun lalu, BTN Syariah telah merealisasikan pembiayaan sekitar Rp26 triliun dan telah membukukan aset senilai Rp28,5 triliun. Jawa Timur, sebagai salah satu kontributor utama dalam kinerja BTN Syariah membukukan kinerja yang cukup baik. Kinerja wilayah tersebut pada 2018 untuk aset sekitar Rp2,5 triliun, meningkat kurang lebih 18% dan memberikan kontribusi sekitar 7,31% dari aset UUS BTN nasional.

Hal tersebut ditopang dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan menjadi sebesar Rp2,5 triliun, meningkat sebesar 19,04% dan memberikan kontribusi sebesar 11,39% dari penyaluran pembiayaan UUS BTN nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: