Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakai Satelit LAPAN, BRG Efisiensi Biaya dalam Restorasi Gambut

Pakai Satelit LAPAN, BRG Efisiensi Biaya dalam Restorasi Gambut Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Restorasi Gambut (BRG) menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam upaya percepatan pemulihan ekosistem gambut. Bahkan hal tersebut dipertegas dalam penandatanganan nota kesepahaman tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Data dan Informasi Penginderaan Jauh untuk Mendukung Restorasi Ekosistem Gambut. Kerja sama ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2020.

Kepala BRG, Nazir Foead, mengatakan Lapan memiliki data satelit pengindraan jauh beresolusi tinggi.  Dengan teknologi setinggi ini, akan membantu BGR di dalam proses restorasi gambut.

“Kerja sama dengan lapan akan mempercepat dan mengefisienkan kerja penanganan gambut. Kami hitung-hitung bisa menghemat sampai 300 kali lipat,” kata Nazir di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Baca Juga: BGR Logistics Perkuat Transformasi Digital

Soal kerja sama dengan Lapan, Nazir mengatakan kedua lembaga sepakat untuk melakukan sinergi sumber daya yang dimiliki masing-masing guna mendukung pelaksanaan restorasi gambut di tujuh provinsi target restorasi gambut.

“Nota kesepahaman ini akan menjadi pedoman bagi BRG  dan LAPAN untuk melaksanakan kegiatan restorasi ekosistem gambut , baik dalam perencanaan, monitoring serta penelitian dan pengembangan terkait dengan restorasi ekosistem gambut dengan memanfaatkan keunggulan teknologi, data dan informasi penginderaan jauh,” kata Nazir.

Ia menambahkan bahwa kerjasama ini akan mencakup pemanfaatan data dan informasi penginderaan jauh berupa identifikasi burn scar, jaringan kanal, pembukaan lahan dan data hotspot. Selain itu, dalam kerja sama ini juga akan dilaksanakan pengembangan sistem informasi dan monitoring pelaksanaan restorasi ekosistem gambut serta pemanfaatan data LiFAR dan hasil investasi ekosistem gambut di tujuh provinsi.

"Terakhir perlu dilakukan pula penyebarluasan hasil kerja sama agar dapat diakses publik dan memberi manfaat untuk pemulihan ekosistem gambut," tambah Nazir.

Ia juga menekankan bahwa sesuai dengan mandat dalam kerja sama ini, juga harus berupaya koordinasi dan fasilitasi restorasi jutaan hektare lahan gambut yang rusak di tujuh provinsi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: