Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua KPU 'Geram', Gara-Gara Ini

Ketua KPU 'Geram', Gara-Gara Ini Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Semarang -

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman mengaku geram dengan serangan hoax hingga peretasan yang menyerang lembaga yang dipimpinnya itu. Menyebut bahkan ada anak-anak SMA yang meretas situs resmi KPU.

Arief mengatakan, pihaknya sibuk mengurusi aduan dan laporan dari berbagai pihak yang merasa dirugikan oleh KPU. Selain itu juga harus menghadapi serangan hoax dan salah satu yang membuatnya sakit hati yaitu hoax 7 kontainer surat suara tercoblos.

"Saya sakit hati itu, kalau kontaineran kan perintah dari saya seharusnya, saya marah betul, ini keterlaluan. Kemudian saya lapor, sudah lapor dibilang lebay," ujarnya di Semarang, Selasa (19/3/2019).

Baca Juga: Debat Keempat dan Kelima, KPU Tak Lagi Undang Menteri, Alasannya Jelas

Hoax lainnya yaitu KPU dituding mendata orang gila. Arief pun menjelaskan yang didata KPU adalah orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) dan bukan orang dengan penyakit gila yang sudah tidak bisa mengenali dirinya sendiri.

"Yang didata yang gangguan jiwa ringan, temporer, bukan yang tidak bisa identifikasi diri. Sesuai putusan MK," sambungnya.

Baca Juga: Tidak Benar Ponpes Tebuireng Jombang Dukung Prabowo-Sandi

Bahkan ada hoax yang menyerang pribadinya yaitu ia dikatakan sebagai saudara aktivis So Hok Gie hingga dipermasalahkan netralitasnya. Arief menanggapinya dengan membuat klarifikasi lewat medsos disertai meme.

"Ada lagi, Arief Budiman adalah saudara So Hok Gie. Saya tidak marah, saya biarkan, bikin saja keterangan, karena era milenial saya bisa gitu (di medsos), 'nama sama tapi orangnya beda, keles'," katanya.

Baca Juga: Sandiaga Sindir Jokowi Lagi, Sebut 'Negeri Kartu'

Meskipun menyayangkan beredarnya hoax namun Arief mengaku lebih menyayangkan para pelakunya. Baik hoax ataupun peretasan yang mengincar KPU dilakukan beberapa kalangan bahkan siswa SMA.

"Yang lebih merisaukan itu bukan hoaxnya tapi pelaku hoaxnya. Yang sebar dan menghack, sebagian anak-anak SMA. Anak-anak kita yang pinter itu melakukan hal seperti itu, siapa yang ajarkan," terangnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: